Jurnal Kajian Seni (Nov 2017)

Aspek Perkembangan Historis dan Inter Relasi Gatra Wayang Kulit Purwa ‘Kyai Jimat’ Gaya Pakualaman dengan Ilustrasi Wayang dalam Manuskrip Skriptorium Pakualaman

  • Bima Slamet Raharja

DOI
https://doi.org/10.22146/jksks.16580
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 1
pp. 1 – 30

Abstract

Read online

Dalam dunia pewayangan, wujud boneka wayang merupakan salah satu unsur yang penting digunakan sebagai sarana cerita pada setiap pertunjukan yang dimainkan oleh dalang. Pada setiap wilayah di mana kebudayaan dan kesenian wayang tumbuh dan berkembang, dipastikan muncul sebuah gaya atau gagrag. Keberadaan gaya ini biasanya dipakai sebagai penanda aspek kewilayahan dan identitas sistem budaya yang berlaku di sekitarnya. Wayang kulit purwa merupakan jenis wayang yang paling banyak dikenal dan diminati oleh masyarakat Jawa pada umumnya, selain aspek naratifnya. Berbagai macam gaya wayang kulit purwa di wilayah Jawa berkembang sedemikian rupa hingga merambah ke wilayah-wilayah kerajaan. Pakualaman, sebagai salah satu kerajaan di Jawa yang mengembangkan sistem kebudayaannya sendiri. Termasuk kesenian wayang yang diyakini mempunyai bentuk dan karakteristik tersendiri dan dikenal dengan wayang kulit purwa gagrag Pakualaman. Perangkat wayang kulit purwa gagrag Pakualaman dikenal dengan nama perangkat ‘Kyai Jimat’ yang diciptakan sejak era Paku Alam II hingga Paku Alam VII. Kekhususan wayang gaya Pakualaman ini banyak terlewat dari pengamatan Ppara peneliti wayang. Keunikan dan kekhasan wayang kulit purwa ‘Kyai Jimat’ diduga berkaitan dengan aspek naratif hingga aspek iluminatif serta sejumlah ilustrasi bergaya wayang yang terdapat pada bidang kesusastraan. Tentu saja kesusastraan skriptorium Pakualaman. Meskipun sekedar sebagai sebuah hiasan, iluminasi dalam manuskrip wayang skriptorium Pakualaman mempunyai kaitan yang cukup dapat dirunut latar belakang historis yang perlu dilihat melalui kajian sejarah mikro, secara bentuk dan perubahannya. Kajian ikonografis akan digunakan untuk membedah aspek bentuk gatra wayang kulit purwa ‘Kyai Jimat’ sebagai objek materialnya. Adapun pendekatan intertekstualitas akan digunakan merunut makna secara simbolik dan naratif serta pertalian antar kedua bidang tersebut, yaitu bidang seni rupa dan aspek susastranya. Setidaknya inter-relasi kedua objek ini akan diinterpretasikan dengan jelas. Kata kunci: Wayang kulit purwa ‘Kyai Jimat’, gagrag Pakualaman, inter relasi, aspek historis, ikonografis, dan intertekstualitas