Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (Jun 2023)

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang

  • Sherly Vanessa Putri Hadiyanto,
  • Amirah Zatil Izzah,
  • Siti Nurhajjah

DOI
https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.1059
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 115 – 123

Abstract

Read online

Latar Belakang: Penyakit infeksi saluran kemih pada anak masih menjadi masalah kesehatan karena tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini menempati urutan kedua penyakit infeksi tersering pada anak setelah infeksi saluran nafas atas. Kejadian ISK dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor risiko, seperti sirkumsisi, konstipasi kronis, status gizi, dan cara membersihkan genitalia. Objektif: Mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian ISK pada anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian case control. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 120 orang, yang terdiri dari 60 orang pasien anak dengan infeksi saluran kemih pada kelompok kasus dan 60 orang pasien anak tanpa infeksi saluran kemih pada kelompok kontrol di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2018 – Desember 2021. Analisis data dilakukan dengan menggunakan chi square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan karakteristik pasien infeksi saluran kemih pada anak yang terbanyak yaitu usia <1 tahun (43,3%), laki-laki (51,7%), belum sirkumsisi (77,4%), tidak ada konstipasi kronis (63,3%), gizi kurang (53,3%), dan cara membersihkan genitalia dari arah depan ke belakang (62,1%). Secara statistik ditemukan hubungan yang bermakna antara konstipasi kronis (p=0,006), status gizi (p=0,005) dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak, sedangkan sirkumsisi (p=0,569), cara membersihkan genitalia (p=0,395) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak. Kesimpulan: Konstipasi kronis dan status gizi merupakan faktor risiko kejadian infeksi saluran kemih pada anak sedangkan sirkumsisi dan cara membersihkan genitalia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak.

Keywords