Miqot: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman (Jul 2022)

PORTRAYING THE TRACT OF ISLAM IN EMPOWERING THE DYNAMICS OF THE POTENTIAL OF MARITIME NUSANTARA THROUGH THE SPICE ROUTE PERSPECTIVE

  • Budi Sulistiono,
  • Misri A. Muchsin

DOI
https://doi.org/10.30821/miqot.v46i1.899
Journal volume & issue
Vol. 46, no. 1
pp. 139 – 161

Abstract

Read online

Abstract: The increasing influence of Islam in the archipelago was marked by the establishment of a number of sultanates. Based on the fact of the significant existence of the sultanate it is may indicate as evidence of political power. In the footsteps of Islam Nusantara, political power was achieved after great successes in building economic power, education, cultural-intellectual networks. Therefore, the stage of the traces of Islam Nusantara is not an event that is considered strange. Until the 17th century AD, there were even a number of sultanates on the islands of Java, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, and Nusa Tenggara. The spread of the existence of a number of these sultanates in a relay as evidence of the results of the exemplary performances of a number of sultanates that had existed before. The approach used in this paper is a historical approach by utilizing study materials from historical literature. In compiling historical facts, it is guided by a logical framework arrangement according to chronological order. The conclusion is that, thanks to the wealth and social forces empowered by Muslim communities in various places in the archipelago, they can play political roles in political entities as evidenced by the birth of a number of Sultanates. This historical fact, at least strengthens Anthony Reid's theory, that the maritime economy is an indicator of maritime trade that unites trade routes with the formation of port cities as international trade routes.Keywords: empowerment, trade, maritime, Islamic Sultanate in the archipelagoAbstrak: Pengaruh Islam yang semakin signifikan di Nusantara ditandai dengan berdirinya sejumlah kesultanan. Sudah saatnya keberadaan kesultanan dimaknai sebagai bukti kekuatan politik. Dalam jejak Islam Nusantara, kekuatan politik diraih setelah sukses besar membangun kekuatan ekonomi, pendidikan, jaringan budaya-intelektual. Karena itu, pentas jejak-jejak Islam Nusantara bukanlah peristiwa yang dianggap aneh. Hingga abad ke-17 M, bahkan ada sejumlah kesultanan di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Tersebarnya keberadaan sejumlah kesultanan ini secara estafet sebagai bukti hasil pertunjukan keteladanan sejumlah kesultanan yang telah ada sebelumnya. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan sejarah dengan memanfaatkan bahan kajian dari literatur sejarah. Dalam menyusun fakta sejarah berpedoman pada susunan kerangka logis menurut urutan kronologis. Kesimpulannya, berkat kekayaan dan kekuatan sosial yang diberdayakan oleh komunitas Muslim di berbagai tempat di Nusantara, mereka dapat memainkan peran politik dalam entitas politik yang dibuktikan dengan lahirnya sejumlah kesultanan. Fakta sejarah ini, setidaknya memperkuat teori Anthony Reid, bahwa ekonomi maritim merupakan indikator perdagangan maritim yang menyatukan jalur perdagangan dengan terbentuknya kota-kota pelabuhan sebagai jalur perdagangan internasional.Kata Kunci: pemberdayaan, perdagangan, maritim, Kesultanan Islam di Nusantara