Jurnal Kawistara (Aug 2024)
Perkembangan Pusat Perkotaan di Daerah: Analisa Kegiatan Wilayah Kabupaten Klaten Menggunakan Citra Landsat
Abstract
Kabupaten Klaten mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun karena adanya perkembangan aspek fisik, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Untuk melihat perkembangan kota dari segi fisik maka harus diamati dari kenampakan fisik dari sistem jalan, blok bangunan permukiman serta blok bangunan bukan wilayah permukiman. Bentuk morfologi kota berbeda pada setiap bagiannya sesuai dengan sejarah pembentukan wilayah dapat dikaji dengan Citra Landsat 8. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah perkembangan wilayah kawasan perkotaan Kabupaten Klaten melalui pengamatan dengan Citra Landsat-8. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif dalam penelitian ini untuk mengkaji interaksi wilayah menggunakan metode perhitungan teori gravitasi. Pola morfologi kota ditinjau dari perubahan morfologi kota tahun 2013 dan 2021 dengan meninjau pola plot bangunan, pola jaringan jalan dan sistem bangunan dengan citra Landsat 8. Pusat interaksi wilayah dibuat permodelan spasial 3 dimensi untuk memperlihatkan data visual sesuai kondisi lapangan. Zonasi dan Interaksi spasial dikaji berdasarkan analisis geometrik berdasarkan zonasi arah mata angin. Kawasan Perkotaan Klaten Bentuk morfologi kawasan perkotaan Kabupaten Klaten tahun 2013 dan 2021 adalah gurita (octopus city). Pusat morfologi kota berada di Kecamatan Klaten Tengah, Klaten Utara dan Klaten Selatan. Tentakel atau kaki gurita berada pada kawasan pinggiran kota dengan konsentrasi sebagai lokasi industri berada di Kecamatan Ngawen, Kalikotes dan Kebonarum. Pola jalan kawasan perkotaan pada Pusat Kegiatan Wilayah 1 adalah campuran dari pola grid, spinal dan radial. Struktur morfologi bersifat konsentris dengan kepadatan lahan terbangun yang tinggi memiliki sifat linier dengan arah jalan. Perkembangan kota tersebar ke segala arah. Pusat Interaksi wilayah berada di Kecamatan Klaten Utara dan Klaten Tengah. Morfologi kota berpengaruh terhadap pembangunan kawasan sekitarnya.
Keywords