Ranah: Jurnal Kajian Bahasa (Dec 2021)
Sistem Hiponimi Hewan dalam Bahasa Jawa: Kajian Semantik
Abstract
The animals in the world are very diverse and countless. The variety of animals in the field of biology is divided into kingdoms, species, families, orders, and classes. The classification of animals in biology is certainly different from the classification of animals in Javanese society. This study aims to explain animal hyponymy in Javanese based on Semantic studies. Hyponyms are inseparable from the relation of meaning. This research is descriptive qualitative. Data collection is done by documentation, observation, listening, and taking notes. Data analysis was carried out using the agih method with the substitution technique and the reflexive-introspective method based on the flow model in which there is reduction, presentation, verification, and inference. Animal species are diverse and innumerable. In Javanese semantics, kewan 'animal' has the same components as tetuwuhan 'plant'. Furthermore, as a subordinate, kewan has components in between rajakaya, sato iwen, omahan, and alasan. In the category of pomahan or ingon-ingon animals, there are three types, namely rajakaya, sato iwen, and kewan lulut. Differentiation of several hyponyms is done by component analysis. Rajakaya 'farm animals' can be distinguished based on size, power, color, and aspects of their use. Sato iwen can be distinguished based on size, sound, beak shape, leg shape, and animal utilization, and kewan lulut can be distinguished based on size, price, level of compliance, type of food, and type of care. Abstrak Hewan-hewan di dunia sangat beragam dan tak terhitung banyaknya. Ragam hewan dalam bidang ilmu biologi dibagi ke dalam kingdom, spesies, famili, ordo, dan kelas. Penggolongan hewan dalam ilmu Biologi tentu berbeda dengan penggolongan hewan dalam masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hiponimi hewan dalam bahasa Jawa berdasarkan kajian Semantik. Hiponim tidak terlepas dari relasi makna. Penelitian ini berpendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan dokumentasi, observasi, simak, dan catat. Penganalisisan data dilakukan dengan metode agih dengan teknik substitusi dan metode reflektif-introspektif dengan berdasarkan pada model alir yang di dalamnya terdapat reduksi, penyajian, verifikasi, dan inferensi. Spesies hewan beragam dan tak terhitung banyaknya. Dalam Semantik bahasa Jawa, kewan ‘hewan’ mempunyai kesamaan komponen dengan tetuwuhan ‘tumbuhan’. Selanjutnya, sebagai subordinat, kewan memiliki komponen di antaranya rajakaya, sato iwen, omahan, dan alasan. Dalam kategori hewan pomahan atau ingon-ingon, terdiri atas tiga jenis, yakni rajakaya, sato iwen, dan kewan lulut. Pembedaan atas beberapa hiponim dilakukan dengan analisis komponen. Rajakaya ‘hewan ternak’ dapat dibedakan berdasarkan ukuran, tenaga, warna, dan aspek pemanfaatannya. Sato iwen dapat dibedakan berdasarkan ukuran, suara, bentuk paruh, bentuk kaki, dan pemanfaatan hewan, dan kewan lulut dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tingkat kepatuhan, jenis makanan, dan jenis perawatan
Keywords