Jurnal Akuakultur Indonesia (Jul 2009)
The Effect of Cirata Reservoir Sediment on Early Developmental Stage of Common Carp (Cyprinus carpio) Embryo
Abstract
Sedimentation at Cirata reservoir may directly and indirectly influence fish particularly fish which have an adhesive characteristic at its early developmental stage such as common carp (Cyprinus carpio). Sample of sediment was collected from Cirata reservoir using Eikmand dredge at a depth of 80 m. The sample was subsequently centrifuged at 5500 rpm for 10 min. The supernatant obtained was then used for toxicity test on common carp at early developmental stage. In this test, four treatments were applied based on the concentration of sediment supernatant, namely: 0, 8.33, 16.60 and 24.90 %. The results showed that a higher sediment supernatant concentration resulted in lower egg yolk absorption rate, lower relative growth rate in length, lower egg yolk efficiency and higher egg and larval abnormality. Higher sediment supernatant concentration also resulted in lower hatching percentage of common carp larva. The damage of eggs and larval morphologies in treatments with sediment supernatant was likely caused by the presence Pb and organic matters which act in synergy. Keywords : sediment, Cirata, embryo, common carp ABSTRAK Sedimentasi di Waduk Cirata secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan ikan khususnya tahap awal perkembangan ikan yang bersifat adhesiveseperti ikan mas (Cyprinus carpio). Sampel sedimen waduk Cirata diambil dengan Eikmand dredge pada kedalaman 80 m. Hasil ekstrak di sentrifugasi dengan kecepatan 5500 rpm selama 10 menit untuk diambil air pori sedimennya. Air pori digunakan sebagai bahan uji toksisitas terhadap perkembangan awal ikan mas dengan perlakuan 0; 8,33; 16,60 dan 24,90 %. Hasil uji toksisitas diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi air pori dari sediment maka semakin rendah laju penyerapan kuning telur Laju pertumbuhan relatif panjang embrio pada berbagai konsentrasi juga diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi air sedimen maka semakin rendah laju pertumbuhan relatif panjang embrio Efesiensi pemanfaatan kuning telur menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi air pori sedimen maka semakin rendah efesiensi kuning telurnya. Semakin tinggi konsentrasi air pori sediment maka semakin tinggi pula abnormalitas telur dan larva ikan mas. Rata-rata derajat penetasan telur menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi air pori maka semakin rendah derajat penetasan telurnya. Berdasarkan kerusakan morfologi telur dan larva pada perlakuan diduga yang berpengaruh adalah timbal dan bahan organik yang bekerja secara sinergis. Kata kunci : sedimen, Cirata, embrio, ikan mas