Jurnal Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (Sep 2021)
Nilai-Nilai Komunikasi Profetik dalam Syair Gurindam Dua Belas (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure )
Abstract
Syair merupakan sastra lama yang pesannya masih bisa relevan maknanya sampai saat ini. Penelitian ini mengangkat mengenai yang nilai komunikasi profetik yang merupakan turunan dari Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo dalam syair dengan judul Gurindam Dua Belas yang berisi dua belas pasal dengan tema berbeda karya Raja Ali Haji yang berasal dari Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. Syair ini diteliti melalui analisis semiotik Ferdinand de Saussure. Semiotik Ferdinand de Saussure diambil karena sifatnya yang tidak terbatas waktu. Prinsip semiotika Ferdinand yang dikaji dalam tulisan ini yakni prinsip signified, signifier, ikonik, arbiter yang akan dijabarkan juga hal yang berkaitan dengan nilai komunikasi profetiknya. Adapun unsur nilai dari komunikasi profetik yakni humanisasi (amar ma’ruf) yang berkaitan dengan memanusiakan manusia, liberasi (nahi munkar) berkaitan dengan mencegah kemungkaran dan pembebasan, dan transendensi (tu’minuna billah) beriman kepada Allah yang mengembalikan semuanya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Walaupun tidak secara ekplisit menyebutkan ayat dan surah dalam Al-Qur’an. Total ada delapan pasal yang masuk dalam kategori Komunikasi Profetik dalam syair ini. Nilai syair banyak berisikan mengenai humanisasi dari segi kemasyarakatan, kemudiaan diikuti oleh liberasi dan transendensi.
Keywords