Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (May 2017)

sintesis nanopartikel tembaga dari larutan CuNO3 menggunakan ekstrak cengkeh (Syzygium aromaticum)

  • Wara Dyah Pita Rengga,
  • Widya Prita Hapsari,
  • Dwi Wahyu Ardianto

DOI
https://doi.org/10.23955/rkl.v12i1.5197
Journal volume & issue
Vol. 12, no. 1
pp. 15 – 21

Abstract

Read online

Abstrak Nanoteknologi pada pembuatan material difungsikan untuk membuat kemampuan terhadapa katalis dan antibakteri semakin meningkat dan mengurangi jumlah sediaan logam. Nanopartikel tembaga salah satu nanopartikel yang berperan sebagai katalis dan anti bakteri yang digunakan di bidang non-pangan dan kesehatan karena Tembaga termasuk logam yang stabil namun beracun. Perkusor yang digunakan adalah CuNO3. Ekstrak bunga cengkeh sebagai bioredukto didapat dari ekstraksi serbuk bunga cengkeh dengan aquades yang dilakukan suhu 80oC selama 30 menit. Nanopartikel tembaga dibuat melalui prinsip kimia hijau dengan metode reduksi. Volume larutan bioreduktor dan prekursor dicampur dengan rasio 1 : 1; 1 : 2; 1 : 3; dan 1 : 4. Hasil nanopartikel tembaga berwarna coklat kehijauan dan dikarakterisasi untuk mendapatkan nanopartikel tembaga dengan ukuran nanopartikel terkecil dan distribusi ukuran yang lebih homogen dan jenis nanopartikel yang didapat. Analisi yang digunakan adalah GCMS untuk mengetahui kadar eugenol dalam ekstrak bunga cengkeh, XRD untuk menentukan jenis nanopartikel tembaga, dan TEM untuk mengetahui ukuran nanopartikel tembaga. Nanopartikel tembaga yang didapat dari sintesis adalah serbuk berwarna coklat kehijauan. Bioreduktor ekstrak bunga cengkeh mengandung eugenol sebesar 79,41% yang berperan sebagai reduktor. Nanopartikel tembaga yang diperoleh adalah nanopartirkel kembaga Cuo dengan bentuk kristal Face Centered Cubic. Ukuran nanopartikel tembaga mencapai 10,39 pada rasio 1 : 1 merupakan ukuran terkecil dibandingkan rasio 1 : 2, 1 : 3, dan 1 : 4. Ukuran tersebut terdistribusi ukuran partikel .

Keywords