Jurnal Agripet (Apr 2022)
Gambaran Ultrasonografi Corpus Luteum Sapi Aceh Penderita Endometritis setelah Terapi Lugol dan Prostaglandin F2 Alfa (PGF2α) secara Intra Uteri
Abstract
ABSTRACT. Endometritis merupakan peradangan pada endometrium yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ovarium. Biasanya sapi yang mengalami endometritis memiliki Corpus luteum (CL) di ovarium. Pemberian terapi yang sesuai dan efektif sangat penting dalam penanganan kasus endometritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan diameter CL pada sapi Aceh penderita endometritis setelah terapi lugol 2% dan PGF2α secara intra uteri menggunakan teknik ultrasonografi. Enam ekor sapi Aceh betina (n=6) yang telah didiagnosa menderita endometritis dengan kisaran umur 5-10 tahun, dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok 1 (K1, n=3) diberi perlakuan dengan terapi larutan lugol 2% sebanyak 50 ml/ekor secara i.u. Kelompok 2 (K2, n=3) diberi perlakuan dengan terapi lugol 2% 50 ml ditambah PGF2α 12,5 mg/ekor secara i.u. Pemeriksaan dilakukan setelah terapi selama 24 hari. Hasil analisis statistik penurunan diameter CL tidak terdapat perbedaan nyata pada kedua kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa terapi sapi-sapi Aceh endometritis menggunakan kombinasi lugol 2% dan PGF2α kurang efektif terhadap penyembuhan berdasarkan gambaran ultrasonografi CL pada ovarium sapi Aceh endometritis. (Ultrasonography of corpus luteum endometritis Aceh cows after intra uterine therapy of lugol and PGF2α) ABSTRAK. Endometritis is an inflammation in the endometrium that can resulted from disturbance of normal ovarian function. Giving appropriate therapy and effective is very important in handling case endometritis. Usually cows that experience endometritis has Corpus luteum (CL) in the ovary. This research aim was to know the changes in diameter of CL at Aceh cows sufferer endometritis after therapy lugol 2% and PGF2α with intra-uterine infusion using ultrasound technique. Six Aceh cow females (n=6) who have been diagnosed suffer from endometritis with range age 5 to 10 years, divided in to 2 groups of treatment. Group 1 (K1, n=3) was given treatment with therapy solution lugol 2% as much as 50 ml/head in a manner i.u. Group 2 (K2, n=3) was given treatment with therapy lugol 2% 50 ml plus PGF2α 12,5 mg/head in a manner i.u. Examination done after therapy for 24 days. The results of the statistical analysis showed no significant differences in the two treatment groups. Could be concluded that treatment endometritis Aceh cows use combination lugol 2% and PGF2α is lacking effective to healing based on picture ultrasonography CL on ovary endometritis Aceh cows.
Keywords