Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Apr 2020)

Sikap Berbahasa Masyarakat Kota Cirebon pada Bahasa Cirebon

  • Aveny Septi Astriani,
  • Handayani Nila Praja

DOI
https://doi.org/10.33603/deiksis.v7i1.2578
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 76 – 90

Abstract

Read online

Abstrak. Penelitian tentang sikap berbahasa pada bahasa Cirebon sangat penting untuk dilakukan. Hal ini karena bahasa Cirebon yang biasa disebut basa Cerbon telah menjadi bahasa yang mandiri berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003. Secara geografis wilayah Cirebon berbatasan dengan dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah Cirebon terdiri atas Kota dan Kabupaten Cirebon. Pada penelitian ini, peneliti memilih Kota Cirebon sebagai wilayah yang akan diteliti karena Kota Cirebon merupakan kota yang terdiri atas masyarakat yang multilingual, multietnis, dan multikultural. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori sosiolinguistik, bilingualisme, dan sikap bahasa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survey dan membagikan kuesioner ke seratus narasumber yang dibagi secara acak di lima kecamatan di Kota Cirebon. Berdasarkan tujuh ranah yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa masyarakat Kota Cirebon di 2 ranah (keluarga dan karib) menggunakan bahasa percampuran antara bahasa Cirebon dan Indonesia (skala 3), 1 ranah (tetangga) lebih sering menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Cirebon (skala 4), 3 ranah (pendidikan, umum, dan agama) selalu menggunakan bahasa Indonesia (skala 5). Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini adalah sikap bahasa masyarakat Kota Cirebon pada bahasa Cirebon mengalami kemunduran, tidak positif tetapi berpengaruh ke negatif. Kata kunci : sikap bahasa, bahasa Cirebon, sosiolinguistik