Geoid (Aug 2015)

PEMODELAN ALIRAN SEDIMEN DI KOLAM PELABUHAN (Studi Kasus : Kolam 1 Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta)

  • Adireta Dwi Witantono,
  • Khomsin Khomsin

DOI
https://doi.org/10.12962/j24423998.v11i1.1091
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 1
pp. 22 – 28

Abstract

Read online

Pelabuhan merupakan salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Pelabuhan harus aman dari badai, ombak, maupun arus. Sehingga kapal dapat berputar, melakukan bongkar muat, dan melakukan perpindahan penumpang dengan aman, khususnya di Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta. Jika sedimen di kolam Pelabuhan Tanjungpriok yang terbentuk sudah terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan karamnya kapal. Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan pengerukan sampai dengan kedalaman tertentu sehingga kapal bisa berlabuh dengan aman. Berdasarkan pertimbangan keamanan dan pemberian pelayanan yang memadai bagi pengguna pelabuhan, faktor utama yang mempengaruhi terjadinya proses sedimentasi, adalah arus pasang surut. Oleh karena itu, diperlukan kajian dan analisis pola penyebaran transpor material sedimen di lokasi rencana pengerukan menggunakan simulasi model transpor material sedimen. Besar kecepatan arus pada kondisi saat pasang tertinggi yang terjadi di kolam Pelabuhan Tanjungpriok adalah sebesar 0,008-0,056 m/s. Dan pada kondisi surut terendah sebesar 0,004-0,052 m/s. Kecepatan arus paling kuat terletak dimulut kolam. Besar konsentrasi sedimen saat kondisi pasang tertinggi memiliki nilai maksimal sebesar 0,0325 g/m3 dan minimal sebesar 0,0025 g/m3. Sedangkan besar konsentrasi sedimen saat kondisi surut terendah memiliki nilai maksimal sebesar 0,104 g/m3 dan minimal sebesar 0,008 g/m3. Bed level change kolam pelabuhan tidak mengalami perubahan secara signifikan. Karena telah dilakukan pengerukan sebulan sebelum penelitian. Dan karena adanya beberapa parameter yang tidak digunakan. Sedimen paling banyak menumpuk berada di koordinat antara (708200;9325700) - (708400;9325900). Dengan perubahan dasar perairan / bed level change paling banyak sebesar 0,055 mm.

Keywords