Pubawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi (Jul 2016)

DISTRIBUSI HASIL BUMI DI SEMARANG DENGAN WILAYAH SEKITARNYA The Distribution Of Crops In Semarang And Surrounding Area

  • Libra Hari Inagurasi

DOI
https://doi.org/10.24164/pw.v4i1.65
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1
pp. 25 – 38

Abstract

Read online

Abstract The scope of this article is within the Dutch-Indie’s colonial period during 19th up to early 20th centuries A.D. The central focus is to re-describe the distribution of natural products as commodities from outside the city of Semarang (Ambarawa, Salatiga, Kendal) to the main destination, Semarang. The targets are economically significant colonial buildings in Semarang and its surrounding areas as the means of distribution. Through surveys, as well as study of old maps and literatures, it is revealed that the remains related to the distribution of sugar, kapok, tea, and coffee that can still be retraced are railway stations, warehouses, sugar factories, kapok/textile factories, and export-import trading offices. The economic network between Semarang and its surrounding areas was and still is a production and distribution network. The position of Semarang was the centre of trade activities, from marketing to export of trade commodities through Semarang harbor. The railway system connected Semarang to the surrounding areas, while the commodities from the plantations were the boosters of economic life of Semarang and the surrounding areas. Key words: Semarang, outside Semarang, the Dutch Indie, plantation product commodity, railway. Abstrak Tulisan ini berada pada lingkup arkeologi kolonial Hindia Belanda pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Perhatian utama tulisan ini adalah menggambarkan kembali distribusi komoditas hasil-hasil bumi dari daerah luar kota Semarang (Ambarawa, Salatiga, Kendal) menuju daerah tujuan utama distribusi yakni Semarang. Sasarannya adalah bangunan-bangunan kolonial bermakna ekonomi sebagai sarana distribusi komoditas hasil bumi di Semarang dan wilayah-wilayah di sekitarnya. Melalui survei, penelusuran peta-peta lama, dan penelusuran literatur, diketahui bahwa peninggalan-peninggalan terkait dengan distribusi gula, kapuk, teh, dan kopi yang masih dapat dilacak keberadaannya adalah stasiun-stasiun kereta api, gudang, pabrik gula, pabrik kapuk/tekstil, dan kantor perdagangan ekspor-impor. Jaringan ekonomi antara Semarang dengan wilayah sekitarnya adalah jaringan produksi dan distribusi. Posisi Kota Semarang merupakan pusat aktivitas perdagangan, tempat untuk pemasaran, mengekspor komoditi perdagangan melalui pelabuhan Semarang. Jaringan kereta api menjadi penghubung antara Kota Semarang dengan wilayah-wilayah di sekelilingnya. Komoditi perkebunan menjadi penggerak perekonomian di Semarang dan sekitarnya. Kata kunci: Semarang, luar kota Semarang, Hindia Belanda, komoditi perkebunan, kereta api