Biokultur (Dec 2021)

Apropriasi Budaya Suku Banjar dalam Gaya Kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor

  • Toto Fachrudin

DOI
https://doi.org/10.20473/bk.v10i2.31685
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 2
pp. 120 – 134

Abstract

Read online

Fenomena penggunaan simbol etnik sebagai identitas budaya menjadi cara yang efektif untuk memengaruhi publik dalam mencapai tujuan politik, menarik untuk dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana cara Sahbirin Noor menampilkan dirinya dengan menggunakan identitas diri sebagai Paman Birin. Teori apropriasi budaya digunakan untuk melihat bagaimana identitas budaya diadaptasi dalam kepemimpinan kepala daerah. Penggunaan simbol etnik dan identitas budaya, termasuk di dalamnya bagaimana cara berbicara, bersikap, dan bertindak, dalam gaya kepemimpinan kepala daerah menjadi kajian penelitian ini. Metode penelitian ini kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus terhadap kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan observasi keseharian Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Wawancara mendalam kepada warga masyarakat, aparat, budayawan, tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panggilan Paman Birin yang melekat pada dirinya menjadi identitas budaya, karena mencitrakan dirinya sebagai bagian dari kekerabatan kultural dengan seluruh warga Kalimantan Selatan yang bersuku Banjar. Paman Birin menjadi identitas simbolik diri dan identitas budaya yang diadaptasi dari nilai-nilai budaya Suku Banjar dalam kepemimpinan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Apropriasi budaya Banjar ini terlihat dari cara berkomunikasi, gaya bicara, sikap, maupun penggunaan atribut pakaian Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.

Keywords