Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Dec 2016)
<p>Perbedaan indeks DMF-T antara siswa SMP di perkotaan dan perdesaan usia 12-13 tahun</p><p>The difference in the DMF-T index between 12-13-years-old junior high school students in urban and rural areas</p>
Abstract
Pendahuluan: Prevalensi karies dari pemeriksaan DMF-T yang dialami oleh penduduk berumur lebih dari 12 tahun di Indonesia sebesar 4,6. Perubahan gaya hidup dipertimbangkan sebagai salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya perbedaan kejadian karies gigi di perkotaan dan perdesaan.Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan indeks DMF-T antara siswa di SMP Negeri 1 Bandung yang berada di wilayah perkotaan dan SMP Negeri 1 Cimenyan di perdesaan usia 12-13 tahun. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random sampling dan didapat sampel sebanyak 291 siswa, yaitu 158 siswa dari SMP Negeri 1 Bandung dan 133 siswa dari SMP Negeri 1 Cimenyan. Perbedaan indeks DMF-T antara siswa SMP Negeri 1 Bandung (perkotaan) dan SMP Negeri 1 Cimenyan (perdesaan) diketahui dengan menggunakan uji statistik chi kuadrat. Hasil: penelitian menunjukkan indeks DMF-T pada siswa di SMP Negeri 1 Bandung (perkotaan) sebesar 1,88, sedangkan indeks DMF-T pada siswa di SMP Negeri 1 Cimenyan (perdesaan) sebesar 4,10 dengan nilai p yang didapatkan adalah < 0,05. Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara indeks DMF-T siswa di SMP Negeri 1 Bandung (perkotaan) dan SMP Negeri 1 Cimenyan (perdesaan) usia 12 – 13 tahun. Kata kunci: Indeks DMF-T, perkotaan, perdesaan. ABSTRACT Introduction: Caries prevalence of DMF-T examination experienced by residents over 12 years of age in Indonesia is 4.6. Changes in lifestyle were considered as one of the risk factors that led to differences in the incidence of dental caries in urban and rural areas. The purpose of the study was to determine differences in DMF-T index between students in SMP Negeri 1 Bandung in urban areas and SMP Negeri 1 Cimenyan in rural areas. 12-13 years. Methods: The research was descriptive cross-sectional study. The research sample was taken by simple random sampling technique and obtained a sample of 291 students, namely 158 students from Bandung 1 Public Middle School and 133 students from Cimenyan 1 Public Middle School. The difference in DMF-T index between students of SMP Negeri 1 Bandung (urban) and SMP Negeri 1 Cimenyan (rural) is known by using chi squared statistical test. Results: The study showed the DMF-T index in students at SMP Negeri 1 Bandung (urban) was 1.88, while the DMF-T index in students at SMP Negeri 1 Cimenyan (rural) was 4.10 with the p value obtained was < 0,05. Conclusion: There is a significant difference between the DMF-T index of students in SMP Negeri 1 Bandung (urban) and SMP Negeri 1 Cimenyan (rural) aged 12-13 years. Keywords: DMF-T index, urban, rural.