Geoid (Nov 2020)

Analisis Potensi Tanah Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi)

  • Permata Prasindya,
  • Teguh Hariyanto,
  • Akbar Kurniawan

DOI
https://doi.org/10.12962/j24423998.v16i1.7973
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 19 – 27

Abstract

Read online

Tanggal 22 Juni 2018 terjadi bencana banjir bandang yang disebabkan oleh tanah longsor di kawasan lereng Gunung Raung di Kecamatan Songgon. Bencana ini menyebabkan ratusan orang mengungsi dan merusak 328 unit rumah. Adanya bencana tersebut, diperlukan analisis terhadap penyebab terjadinya tanah longsor serta melakukan pencegahan dan mitigasi dengan pemetaan potensi tanah longsor. Penelitian ini menggunakan metode analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan narasumber pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dan Dosen Teknik Geofisika ITS. Parameter penyebab tanah longsor yang digunakan mengacu pada Permen PU No. 22/PRT/M/2007, parameter tersebut antara lain kemiringan lereng, kondisi tanah, batuan penyusun lereng, kondisi hidrologi, curah hujan, kerentanan gerakan tanah dan tutupan lahan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dengan metode AHP, kerentanan gerakan tanah mempunyai pengaruh lebih besar terhadap tanah longsor dengan bobot sebesar 34%, diikuti dengan parameter lain yaitu kemiringan lereng 17%, jenis tanah 14%, curah hujan 14%, jenis batuan 12%, kerapatan sungai 5% dan tutupan lahan 4%. Selanjutnya, didapatkan tiga kelas potensi tanah longsor yaitu potensi rendah sebesar 9.527,09 Ha, potensi sedang sebesar 8.410,19 Ha dan potensi tinggi sebesar 3.283,23 Ha dengan daerah yang berpotensi tinggi terhadap potensi tanah longsor yaitu Desa Bayu dan Desa Sumberarum di Kecamatan Songgon.

Keywords