Terapi Healing The Mind Untuk Mengatasi Kondisi Traumatik Pada Anak Dan Remaja Korban Kekerasan Seksual

Abstract

Kekerasan seksual terhadap anak terus menjadi ancaman yang serius. Dampak kekerasan seksual yang paling urgent adalah anak akan memiliki trauma yang mendalam sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Anak rentan mengalami gangguan stress pascatrauma (PTSD) yang ditandai dengan keinginan untuk melakukan bunuh diri, kecemasan yang meningkat, gelisah, khawatir akan masa depannya, hingga keinginan menjadi pelaku kekerasan seksual di kemudian hari. Salah satu perawatan non farmakologis pada korban kekerasan seksual yang mengalami trauma adalah terapi Healing the Mind dengan inovasi peneliti menggabungkan art therapy dan spiritual. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh terapi Healing The Mind dalam mengatasi traumatic pada anak-anak dan remaja yang mengalami kekerasan seksual. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menerapkan metode eksploratif (exploratory research) dengan menerapkan teknik wawancara mendalam (in-depth interview). Analisa data menggunakan Collaizi. Hasil Ada tiga tema utama yang diidentifikasi dalam penelitian ini, yaitu (1) Kondisi trauma yang dirasakan sebelum diberikan terapi healing the mind yang terdiri dari 3 sub tema (2) Kondisi Trauma yang Dirasakan Sebelum Diberikan Terapi Healing The Mind yang terdiri dari 1 sub tema (3) Efektifitas terapi Healing The Mind yang terdiri dari 4 sub tema. Kesimpulan Partisipan berjumlah empat orang menyatakan perasaan yang dialami setiap partisipan berbeda setelah peristiwa kekerasan seksual. Terapi penyembuhan pikiran (healing the mind) memiliki kemampuan untuk mengungkapkan emosi yang tidak dapat diungkapkan, mengurangi tingkat trauma, dan menimbulkan rasa tenang pada individu.

Keywords

• anak
• remaja
• kekerasan seksual
• art therapy
• terapi murottal