Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (Periodical of Dermatology and Venerology) (May 2018)

Perbedaan Kadar Malondialdehid (MDA) pada Pasien Dermatitis Atopik dan Non Dermatitis Atopik

  • Lia Kinasih Ayuningati,
  • Dwi Murtiastutik,
  • Marsoedi Hoetomo

DOI
https://doi.org/10.20473/bikk.V30.1.2018.58-65
Journal volume & issue
Vol. 30, no. 1
pp. 58 – 65

Abstract

Read online

Latar Belakang : Malondialdehid (MDA) adalah senyawa dialdehida yang merupakan produk akhir peroksidasi lipid dalam tubuh, konsentrasi MDA yang tinggi menunjukkan adanya proses oksidasi dalam membran sel. Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit radang kulit yang bersifat kronis dan residif, dengan gejala gatal dapat terjadi pada bayi, anak, dewasa dan biasanya terdapat riwayat asma maupun rhinitis alergi pada diri sendiri atau pada anggota keluarga. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan MDA telah membantu menjelaskan peranan stres oksidatif pada sejumlah penyakit termasuk pada DA yang berperan dalam proses terjadinya inflamasi. Tujuan: Mengevaluasi status stres oksidatif pada pasien DA di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode: Penelitian analitik observasional dengan 50 sampel yang terbagi menjadi dua kelompok dengan jumlah 25 untuk pasien DA dan 25 non DA yang memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Hasil: Rerata kadar MDA kelompok DA diperoleh nilai 129,14 + 57,31 ng/mL sedangkan pada kelompok non DA diperoleh nilai MDA 73,91 + 32,89 ng/mL. Dari hasil yang ada diketahui bahwa kadar MDA plasma pada pasien DA lebih tinggi bila dibandingkan dengan non DA dan perbedaan ini bermakna signifikan. Simpulan: Kadar MDA pada pasien DA lebih tinggi dibanding non DA. Diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan desain time series untuk mengetahui lebih jauh peran MDA dalam patogenesis DA dan perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menunjukkan korelasi peningkatan kadar MDA degan derajat keparahan DA.

Keywords