Sari Pediatri (Jun 2024)

Hubungan Perawakan Pendek dengan Obesitas pada Remaja Akhir di Kecamatan Jatinangor

  • Salwa Mazaya Nuraisyah,
  • Tisnasari Hafsah,
  • Dimas Erlangga Luftimas,
  • Novina Andriana,
  • Mia Milanti Dewi,
  • Budi Sujatmiko

DOI
https://doi.org/10.14238/sp26.1.2024.48-53
Journal volume & issue
Vol. 26, no. 1
pp. 48 – 53

Abstract

Read online

Latar belakang. Obesitas merupakan masalah yang harus menjadi perhatian pada remaja akhir. Obesitas memiliki berbagai dampak terhadap aspek kesehatan, psikologis dan sosial. Salah satu faktor resiko obesitas adalah perawakan pendek, namun hingga saat ini hubungannya masih belum diketahui secara jelas khususnya pada kelompok remaja akhir. Tujuan. Mengetahui hubungan perawakan pendek dengan obesitas pada remaja akhir di Kecamatan Jatinangor. Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang secara luring dari bulan Agustus-September 2022 di 4 sekolah tingkat SMA dan sederajat di Kecamatan Jatinangor. Variabel independen adalah tinggi badan, karakteristik subjek, pola makan dan aktivitas fisik. Variabel dependen adalah obesitas, yang ditetapkan berdasarkan nilai Z-score IMT/U>2 deviasi standar. Analisis dilakukan dengan uji chi-square, fisher exact dan korelasi spearman. Nilai p dianggap bermakna apabila p<0,05. Hasil. Penelitian melibatkan 208 subjek, 27(13%) subjek memiliki perawakan pendek dan 21(10,1%) subjek mengalami obesitas. Analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan antara perawakan pendek dan obesitas (p=0,323), namun demikian terdapat korelasi positif tinggi badan dengan IMT (p=0,021, r=0,159). Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan obesitas pada remaja akhir adalah aktivitas fisik (p=0,017). Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan pada remaja akhir perawakan pendek tidak berhubungan dengan obesitas. Faktor yang mempengaruhi obesitas pada remaja akhir adalah aktivitas fisik.

Keywords