Fon (Mar 2022)

GINOKRITIK DALAM PERHIMPUNAN GUNAWAN BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KARYA KHATIJAH TERUNG

  • Nureza Dwi Anggraeni,
  • Siti Gomo Attas

DOI
https://doi.org/10.25134/fon.v18i1.5024
Journal volume & issue
Vol. 18, no. 1
pp. 66 – 76

Abstract

Read online

ABSTRAK: Khatijah atau lebih dikenal Khatijah Terung adalah salah satu penulis perempuan dalam tradisi sastra Melayu klasik Riau Lingga. Sebagai salah satu anggota kerajaan karena dinikahi oleh cucu Raja Ali Haji, hidupnya dikelilingi oleh tradisi sastra yang baik. Namun, namanya tidak diketahui dalam sejarah sastra Melayu klasik. Dengan menggunakan perspektif sastra feminis ginokririk, penelitian ini mengkaji eksistensi Khatijah Terung, khususnya dalam menulis Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan ditulis oleh Khatijah Terung untuk memberikan pemahaman kepada perempuan, para istri khususnya, bahwa kebahagiaan rumah tangga juga berada pada kuasa perempuan. Oleh karena itu para perempuan diajarkan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan melayani suaminya. Bukan hanya memberi kepuasan, tetapi juga mendapatkan kebahagiaan. Meskipun karya ini erotika, Khatijah Terung mengemas dalam bentuk pantun dan syair serta ditambahkan narasi. Hal ini membuat Khatijah Terung menjadi perempuan Melayu pertama pada awal abad ke 20 yang menyatakan secara terus terang tentang apa yang boleh mereka lakukan untuk membuat laki-laki atau suami merasa terangsang dan menyayangi mereka. Walau bagaimanapun, karya semacam ini luar biasa dan sangat jarang ditulis oleh perempuan. KATA KUNCI: Feminis Melayu; Ginokritik; Sastra Klasik. GINOCRITICS IN THE KITAB PERHIMPUNAN GUNAWAN BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BY KHATIJAH TERUNG Khatijah or better known as Khatijah Terung is one of the female writers in the classical Malay literary tradition of Riau Lingga. As a member of the royal family because he was married to the grandson of Raja Ali Haji, his life was surrounded by good literary traditions. However, his name is unknown in the history of classical Malay literature. Using a gynocritic feminist literary perspective, this study examines the existence of Khatijah Terung, especially in writing Kitab Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan. The results showed that the Perhimpunan Gunawan bagi Laki-Laki dan Perempuan was written by Khatijah Terung to provide an understanding to women, wives in particular, that domestic happiness is also in the power of women. Therefore, women are taught to get sexual satisfaction by serving their husbands. Not only gives satisfaction, but also gets happiness. Although this work is erotica, Khatijah Terung packaged it in the form of rhymes and poetry and added a narration. This made Khatijah Terung the first Malay woman in the early 20th century to state frankly what they could do to make a man or husband feel aroused and loved them. However, this kind of work is extraordinary and very rarely written by women. KEYWORDS: Malay Feminists; Gynocritic; Classical Literature.