Edukasia (Feb 2023)
Penguatan Evaluasi Budaya Literasi Pembelajaran PJOK Kurikulum 2013 SMP Di Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penguatan evaluasi budaya literasi dan faktor-faktor penghambatnya pada pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) Kurikulum 2013 jenjang SMP di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi model concurrent embedded, dengan metode kuantitatif sebagai metode primer dan metode kualitatif sebagai metode sekunder. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan sistem purpose sampling. Sampel penelitian kuantitatif yakni 105 responden guru PJOK SMP di delapan propinsi yang mewakili deskripsi penguatan budaya literasi pembelajaran PJOK di sekolah masing-masing. Adapun untuk sampel kualitatif adalah 6 partisipan yang terdiri dari 2 kepsek, 3 wakil kurikulum, dan 1 guru PJOK senior SMP. Data kuantitatif diambil dengan kuesioner skala likert 1-4, sedangkan data kualitatif diambil dengan wawancara semiterstruktur. Analisis data kuantitaif menggunakan statistik deskriptif, sedangkan analisis data kualitatif dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa penguatan evaluasi budaya literasi pada pembelajaran PJOK SMP kurikulum 2013 dalam kategori baik dengan nilai 84.76 %. Hal ini di dukung dengan data kualitatif yang menyatakan bahwa evaluasi budaya literasi pada pembelajaran PJOK kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik. Adapun faktor-faktor penghambat penguatan penguatan budaya literasi pada pembelajaran PJOK kurikulum 2013, yakni: sebagian siswa kurang suka membaca informasi terkait materi olahraga/pjok, kurangnya kesadaran siswa dalam pembiasaan budaya literasi, kurang motivasi dari orang tua, kurangnya pemahaman guru PJOK pada penerapan literasi pembelajaran, keterbatasan ketrampilan tenaga pendidik, serta minimnya literasi sejak pembelajaran daring masa pandemi covid 19 khususnya pada PJOK. Selain itu guru juga cukup kesulitan dalam mengevaluasi penilaian budaya literasi karena proses pembelajaran berlangsung secara daring, hasil sering tidak relevan dengan perencanaan, serta keadaan siswa yang tidak serius dalam mengikuti pembelajaran