Wahana Fisika: Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (Jun 2019)

IDENTIFIKASI AKUIFER BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK SUSUNAN SCHLUMBERGER DI KECAMATAN PEJAGOAN, KEBUMEN

  • Nandian Mareta,
  • Chusni Ansori

DOI
https://doi.org/10.17509/wafi.v4i1.14303
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1
pp. 1 – 11

Abstract

Read online

Identifikasi airtanah menggunakan metode geolistrik susunan Schlumberger telah dilaksanakan di kecamatan Pejagoan, Kebumen. Pejagoan ini merupakan salah satu kecamatan di Kebumen yang cukup cepat perkembangan penduduknya, sehingga kebutuhan sumberdaya air juga meningkat. Setiap musim kemarau resiko kekurangan air selalu terjadi di bagian utara wilayah kecamatan. Penelitian tentang potensi airtanah dalam masih jarang dilakukan, sehingga dilakukanlah kegiatan ini. Susunan Schlumberger merupakan salah satu metode dalam geolistrik untuk mengetahui variasi litologi bawah permukaan melalui perbedaan tahanan jenis batuan. Pengukuran geolistrik dilakukan di 13 lokasi secara sounding, panjang bentangan rata-rata 200-250 meter, dengan kedalaman yang dihasilkan antara 65 meter sampai 140 meter. Berdasarkan nilai tahanan jenis, dapat diinterpretasikan litologi yang dijumpai berupa soil, batu lempung tufaan basah, batupasir tufaan basah, batupasir tufaan kering, batu gamping dan tufa kering. Soil terdapat pada lapisan paling atas, dengan kedalaman 2.000 ohmmeter) diinterpretasikan sebagai tufa kering. Litologi yang dapat berfungsi sebagai akuifer setengah permeabel adalah batulempung tufaan basah dan batupasir tufaan basah. Batulempung tufaan basah berada pada kedalaman 9 - 16 m, banyak mengalami kekar sehingga dimungkinkan sebagai akuifer dangkal. Batupasir tufaan basah, pelamparannya lebih luas dapat berfungsi sebagai akuifer pada kedalaman 52 m dengan ketebalan 38 m. Sedangkan sebagai akuifer dangkal terdapat pada kedalaman 4 meter sampai 13 meter. Potensi air tanah pada akuifer dangkal sangat dipengaruhi oleh kondisi musim. Groundwater identification using the Schlumberger arrangement geoelectric method has been carried out in Pejagoan sub-district, Kebumen. Pejagoan is one of the sub-districts in Kebumen which has a fairly rapid development of its population, so that water resource needs are also increasing. Every dry season the risk of water shortages always occurs in the northern part of the sub-district. Research on the potential of deep groundwater is still rare, so this activity is carried out. Schlumberger arrangement is one of the geoelectric methods to determine subsurface lithology variations through different types of rock resistance. Geoelectric measurements were carried out in 13 locations by sounding, with an average stretch of 200-250 meters, with a depth of between 65 meters and 140 meters. Based on the type of resistivity value, it can be interpreted as lithology found in soil, wet tuff claystone, wet tuff sandstone, dry tuff sandstone, limestone and dry tuff. Soil is found in the uppermost layer, with a depth of 2,000 ohmmeter) are interpreted as dry tuffs. The lithology that can function as a semi-permeable aquifer is wet tuff claystone and wet tuff sandstone. Wet tuff claystone is at a depth of 9-16 m, has a lot of strength so it is possible as a shallow aquifer. Wet tuff sandstones, wider dispersion can function as aquifers at a depth of 52 m with a thickness of 38 m. Whereas as a shallow aquifer there is a depth of 4 meters to 13 meters. The potential of groundwater in shallow aquifers is strongly influenced by seasonal conditions.

Keywords