Jurnal Poetika (Dec 2019)
DEGRADASI PUITIKA DALAM KONTESTASI LITERASI CERITA KKN DI DESA PENARI
Abstract
Cerita KKN di Desa Penari merupakan sebuah sastra siber yang populer karya Simpleman dengan genre horor. Kepopuleran tersebut tidak terlepas dari strategi puitika dan pengaruh media yang digunakan. Dalam cerita horor KKN di Desa Penari, strategi puitika akan ditinjau dari kepenuhperistiwaan cerita yang membentuk sensitivitas-konteks di dalam teks, sedangkan pengaruh media akan dilihat dari transformasi sastra siber ke sastra cetak yang berimplikasi pada konsekuensi-konsekuensi teks dalam tatanan literasi. Melalui hal tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis strategi puitika sebagai pembangunan eventfulness dan melihat praktik transformasi media yang berimbas pada intensitas puitika. Adapun temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, sebagai cerita horor, KKN di Desa Penari menawarkan beberapa strategi puitika dalam meleburkan paradigma fiksi dan fakta. Hal tersebut dicapai melalui evaluative device, berupa refleksi karakter, repetisi peristiwa, dan disnarasi yang menciptakan eventfulness sehingga terbentuk sensitivitas-konteks. Kedua, praktik transformasi media mengakibatkan perubahan bentuk teks dari nonliterasi menuju literasi. Melalui hal tersebut, cerita horor KKN di Desa Penari menerima konsekuensi berupa formalisasi bahasa karena standardisasi media. Selain itu, keterlibatan cerita horor KKN di Desa Penari ke dalam zona literasi merupakan kendali kekuasaan dari agenda kapitalisme dalam bentuk print-capitalism. Dengan demikian, dapat ditarik muara analisis bahwa cerita horor KKN di Desa Penari yang terlibat ke dalam zona literasi justru dihadapkan pada degradasi puitika. Kata Kunci: horor, literasi, puitika, transformasi media The story of KKN di Desa Penari is a popular cyber literacy by Simpleman which horror genre. It popularity can’t be separated from poetics and media that used. The story of KKN di Desa Penari's poetical strategy will be seen from eventfulness that shapes context-sensitivity on the text, at the same time, media will be seen as a transformation from cyber literacy into print-literacy that has implified the text consequences from the construction of literacy. Through that, this research aims to analyze the poetical strategy as an eventfulness development and see the practice of media transformation which has an impact on poetical intensity. The discovery of this research is as follows. First, as a horror story, KKN di Desa Penari offer a few poetical strategy to immersed fictional and factual paradigm. This was achieved through evaluative device, that is character reflection, repetition of events, and the disnarrative that creates eventfulness thus developing context-sensitivity. Second, the practice of media transformation inflict the transliteration of text from nonliteration to literacy. Through this, the horror story of KKN di Desa Penari received the consequence of formalization of language inflicted by media standardization. Moreover, the involvement the horror story of KKN di Desa Penari into the literacy zone was a power control over the capitalism agenda in the form of print-capitalism. Therefore, this analysis comes down the horror story of KKN di Desa Penari that was involved in the literacy zone was exposed to poetical degradation. Keywords: horror, literacy, poetics, media transformation
Keywords