Sari Pediatri (Nov 2016)

Profil Kasus Tetanus Anak di RS Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

  • Novie H. Rampengan,
  • Yose Pangestu,
  • S.N.N Tatura,
  • T.H Rampengan

DOI
https://doi.org/10.14238/sp14.3.2012.173-8
Journal volume & issue
Vol. 14, no. 3
pp. 173 – 8

Abstract

Read online

Latar belakang.Insiden dan angka kematian tetanus anak masih cukup tinggi di Indonesia. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta, dari tahun 1990 sampai 1993 dirawat rata-rata 20,3 kasus tetanus anak per tahun dengan case fatality rate(CFR) berkisar antara 12,9 sampai 27,4%. Laporan penelitian di Manado belum ada, maka diperlukan mengetahui profil penyakit tetanus anak yang dirawat di RS Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado. Tujuan. Mengetahui profil tetanus pada anak yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Metode. Reviewretrospektif anak yang didiagnosis tetanus di RS Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dari Januari 2002-Januari 2012. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil. Empat puluh anak tetanus berusia 1-11 tahun, 65% kasus laki-laki, dengan fokus infeksi terbanyak otitis media 21 (52,5%). Sebagian besar (45%) belum pernah mendapat imunisasi dasar terhadap tetanus. Masa inkubasi berkisar dari 5 hari sampai 1 bulan, dengan period of onsetterpendek 10 jam. Komplikasi terbanyak bronkopneumonia (19 pasien) dan 6 pasien meninggal.Period of onsettetanus anak yang meninggal lebih singkat secara bermakna dibandingkan yang hidup (1,12 vs 3,32 hari (p=0,004)), demikian pula antara tetanus berat dan ringan sedang (1,85 vs 3,85 (p=0,02)). Lama perawatan rata-rata yang diberi antitoksin tetagam(human antitetanus serum)tidak berbeda bermakna dibandingkan yang diberi ATS yaitu 11,5 vs 14,3 hari (p=0,440). Kesimpulan. Pasien tetanus yang dirawat inap di RS Prof. Dr. R.D Kandou sejak 2002-2012 terbanyak adalah tetanus sedang. Sebagian besar pasien belum pernah diimunisasi terhadap tetanus. Period of onsetpasien tetanus yang meninggal ataupun tetanus berat lebih singkat dibandingkan yang hidup ataupun tetanus ringan sedang. Lama rawat pasien yang diberi antitoksin tetagam dan ATS tidak berbeda

Keywords