Didaktika: Jurnal Kependidikan (May 2024)

Kepemimpinan Berbasis Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sun Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani” Untuk Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Dasar

  • Indah Kusuma Wardani,
  • Aviandri Cahya Nugroho,
  • Milan Sabekti,
  • Anam Sutopo,
  • Sofyan Anif

DOI
https://doi.org/10.58230/27454312.645
Journal volume & issue
Vol. 13, no. 2

Abstract

Read online

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kepemimpinan berbasis trilogy penidikan Kihajar Dewantara dalam pelaksanaan kurikulum merdeka saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Implementasi trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara di SD Negeri Gabugan I sudah berjalan sesuai dengan asas kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Implementasi trilogi kepemimpinan tersebut tercermin dari kepala sekolah membuat visi misi sekolah dan guru dilakukan pembimbingan secara rutin yang diselenggarakan sebulan sekolah, serta kepala sekolah dan guru yang sudah melaksanakan serta memberikan contoh langsung kepada peserta didik. Secara tidak langsung siswa dapat melatih kepemimpinannya di dalam kelompoknya sendiri, siswa terlihat aktif di dalam kelompoknya, walaupun tidak semua aktif dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok tersebut. Dengan demikian kepala sekolah, guru dan siswa dapat menerapkan asas kepemimpinan ini. Penelitian ini menyediakan sebuah perspektif tentang Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu Semboyan “ing ngarsa sung tulada” Dalam perannya sebagai pemimpin dan pendidik, kepala sekolah dan guru menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Semboyan “ing madya mangun karsa” memiliki arti ditengah membangkitkan kehendak, memberikan motivasi. Guru sebagai orang tua kedua bagi peserta didik harus dapat memberi motivasi dan kesempatan kepada peserta didik. Semboyan “tut wuri handayani”,sebagai seorang pendidik, dari belakang seorang kepala sekolah dan guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik diberi kebebasan untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Apabila dalam prosesnya peserta didik melakukan tindakan yang menyimpang, guru memiliki kewajiban untuk mengarahkan dan menasehati peserta didik tersebut agar tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku.

Keywords