Jurnal Enggano (Sep 2018)

ANALISIS RESIKO KESEHATAN PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA TIRAM (Saccostrea cucullata) DI PESISIR SALO PALAI, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

  • Irwan Ramadhan Ritonga,
  • Muchlis Effendi,
  • Hamdhani Hamdhani

DOI
https://doi.org/10.31186/jenggano.3.2.241-249
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 2
pp. 241 – 249

Abstract

Read online

Tiram di pesisir Salo Palai, Muara Badak sangat rentan terkontaminasi oleh logam berat yang disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan seperti terjadi secara alami, aktivitas antropogenik, perubahan iklim, dan bioakumulasi pencemaran lingkungan. Tiram (Saccostrea cucullata) dipilih untuk deteksi logam berat, dikarenakan tiram merupakan salah satu makanan laut yang dikonsumsi oleh penduduk di Salo Palai. Konsentrasi kadar Pb, Cd, dan Cu pada tiram ditentukan dengan metode destruksi asam dan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Penilaian resiko dilakukan untuk menentukan total paparan logam berat di masyarakat pesisir Salo Palai. Berdasarkan hasil analisis, konsentrasi rata-rata Pb dan Cd pada tiram lebih rendah dari Uni Eropa (2006), BSN (2009), dan China (2013), sedangkan rata –rata konsentrasi Cu rata-rata lebih tinggi dari standar Dirjen POM (1989). Kisaran nilai perkiraan asupan harian (EDI) oleh masyarakat untuk masing masing Pb (0.0000 – 0.0001) g/hari/kg, Cd (0.0000 – 0.0001) ?g/hari/ kg, dan Cu (0.0013 - 0,0213) ?g/hari/kg. Kemudian, kisaran nilai bahaya target (THQ) untuk Pb (0.0015 – 0.0249), Cd (0.0055 – 0.0913), dan Cu (0.0319 – 0.5321). Secara umum, semua nilai THQ pada tiram lebih rendah dari 1.0. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa tiram yang berasal dari pesisir Salo Palai, Kalimantan Timur masih layak untuk dikonsumsi, dan tidak ada efek buruk yang terjadi bagi masyarakat yang terpapar Pb, Cd, dan Cu.