Jurnal Kewarganegaraan (Mar 2024)

Tentang Eksistensialitas: Perspektif Heideggerian Terhadap Program Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi di Indonesia

  • Feriyansyah Feriyansyah,
  • RR Siti Murtiningsih

DOI
https://doi.org/10.24114/jk.v21i1.48037
Journal volume & issue
Vol. 21, no. 1
pp. 1 – 14

Abstract

Read online

Abstract This article discusses the application of Heideggerian perspectives on existentialism in civic education programs in Indonesia and their critique on the construction of knowledge and the implementation of citizenship values in the education system. The research findings indicate that the concepts of authenticity and ontological education in civic education complement each other in developing individuals as citizens who have a deep understanding of themselves, social responsibility, and the meaning of existence. This approach also prepares them to face the challenges of globalization and world changes, considering the social and historical contexts that influence individuals, thus fostering a caring, responsible, and knowledgeable society. However, the development of civic education programs at the tertiary level in Indonesia needs to consider the critique from Heideggerian perspectives to balance empowering individuals to seek personal life meaning and developing citizenship values inherent in individuals as citizens. Higher education civic education is expected to produce citizens with intellectual competence and strengthen their sense of social responsibility through civic engagement as young citizens in building an inclusive, just, and harmonious public sphere. -------------- Abstrak Artikel ini membahas penerapan perspektif Heideggerian tentang eksistensialisme dalam program pendidikan kewarganegaraan di Indonesia serta kritiknya terhadap konstruksi pengetahuan dan implementasi nilai-nilai kewarganegaraan dalam sistem pendidikan. Penelitian ini menemukan bahwa konsep autentisitas dan pendidikan ontologis dalam pendidikan kewarganegaraan saling melengkapi untuk mengembangkan individu sebagai warga negara yang memiliki pemahaman mendalam tentang diri sendiri, tanggung jawab sosial, dan makna keberadaan. Pendekatan ini juga mempersiapkan mereka menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan dunia dengan memperhatikan konteks sosial dan sejarah yang mempengaruhi individu, sehingga membentuk masyarakat yang peduli, bertanggung jawab, dan berpengetahuan luas. Namun, pengembangan program pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi di Indonesia perlu mempertimbangkan kritik perspektif Heideggerian untuk mencapai keseimbangan antara pemberdayaan individu dalam mencari makna kehidupan pribadi dan pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan yang melekat pada individu sebagai warga negara. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan warga negara yang memiliki kecerdasan intelektual dan memperkuat rasa tanggung jawab sosial melalui keterlibatan kewarganegaraan sebagai warga negara muda dalam membangun ruang publik yang inklusif, adil, dan harmonis.

Keywords