Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Oct 2022)

Marsipature Hutana Be: Menuju Model Pembangunan Ekonomi Demi Perubahan Sosial Baru Masyarakat di Tanah Batak

  • Ratna Saragih

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v7i1.913
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 441 – 449

Abstract

Read online

Abstract. For the Batak people, land is an identity. Land is the ancestor and home of the Batak people, so there are often prolonged conflicts and even bloodshed triggered by land claims. This love for land is the background for the Marsipature Hutana Be development movement. For this study, an attempt is made to read social reality with a sociological and theological perspective based on empirical and historical facts. This study aims to describe and identify issues of development and social change in the Batak Land. This study used appreciative inquiry approach with participatory methods and phenomenology. The results of this study are that in order to encourage the acceleration of economic development without leaving the local identity of the community, Christian theology must cooperate ecumenically with local philosophy. Abstrak. Bagi orang Batak, tanah adalah identitas. Tanah adalah leluhur dan rumah bagi orang Batak, sehingga kerapkali terjadi konflik berkepanjangan bahkan pertumpahan darah yang dipicu oleh klaim atas tanah. Kecintaan akan tanah itu melatarbelakangi gerakan pembangunan Marsipature Hutana Be. Untuk studi ini diupayakan membaca realitas sosial dengan perspektif sosiologis dan teologis berpijak pada fakta empiris dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi isu pembangunan dan perubahan sosial di Tanah Batak. Penelitian ini menggunakan pendekatan appreciative inquiry dengan metode partisipatif dan fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam rangka mendorong percepatan pembangunan ekonomi dengan tanpa meninggalkan identitas lokal masyarakat, maka Teologi Kristen harus bekerjasama secara oikumenis dengan falsafah lokal.

Keywords