Sari Pediatri (May 2018)

Perbandingan Melatonin dan Prosedur Deprivasi Tidur untuk Persiapan Pemeriksaan Elektroensefalografi pada Anak

  • Setyo Handryastuti,
  • Lenny S. Budi,
  • Irawan Mangunatmadja,
  • Taralan Tambunan,
  • Agus Firmansyah,
  • Dwi P. Widodo,
  • Alifiani H. Putranti

DOI
https://doi.org/10.14238/sp19.6.2018.328-34
Journal volume & issue
Vol. 19, no. 6
pp. 328 – 34

Abstract

Read online

Latar belakang. Elektroensefalografi (EEG) adalah pemeriksaan penunjang epilepsi yang dilakukan saat anak sadar dan tidur alami. Melatonin merupakan premedikasi EEG yang diharapkan menimbulkan awitan tidur lebih cepat, lama tidur cukup, tidak memengaruhi stadium tidur, timbulnya gelombang epileptiform, efek samping lebih kecil dibanding prosedur deprivasi tidur parsial (DTP). Tujuan. 1. Mengetahui perbandingan melatonin dan prosedur DTP dalam hal awitan, stadium dan lama tidur, timbulnya gelombang epileptiform, kegagalan pemeriksaan EEG. 2. Mengetahui perbedaan efek samping pemberian melatonin dibandingkan DTP. Metode. Uji klinik acak tersamar tunggal pada 76 subyek berusia 1-18 tahun yang menjalani pemeriksaan EEG di Departemen IKA-RSCM. Subyek dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok melatonin per oral dan DTP. Dilakukan pencatatan awitan, stadium dan durasi tidur, timbulnya gelombang epileptiform, efek samping yang timbul. Hasil. Rerata awitan tidur kelompok DTP 42,39 menit, melatonin 33,97 menit (p≤0,01). Rerata lama tidur kelompok DTP 22,58 menit, melatonin 25,09 menit (p=0,144). Stadium tidur, timbulnya gelombang epileptiform dan efek samping pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Kesimpulan. Awitan tidur kelompok melatonin lebih cepat dibandingkan DTP. Durasi, stadium tidur, gelombang epileptiform kedua kelompok mirip dengan tidur alamiah dan tidak ada perbedaan efek samping. Kegagalan EEG pada kelompok melatonin lebih kecil dibandingkan prosedur DTP. Disimpulkan melatonin dapat digunakan sebagai premedikasi EEG pada anak.

Keywords