Inovasi Kurikulum (Feb 2024)

Cultivating local wisdom through the Profil Pelajar Pancasila program in Kurikulum Merdeka Belajar

  • Andrie Hasugian,
  • Iim Siti Masyitoh,
  • Susan Fitriasari

DOI
https://doi.org/10.17509/jik.v21i1.66755
Journal volume & issue
Vol. 21, no. 1
pp. 501 – 514

Abstract

Read online

There is a transition from the 2013 curriculum to Kurikulum Merdeka at the elementary school level. What commonly occurs is that teachers are more focused on observing changes in the lesson plan format than on the essence of Kurikulum Merdeka. The essential aspect of Kurikulum Merdeka at the elementary school level is the emergence of Pancasila values, where these values must be internalized in children through various activities. One activity that can be used to internalize Pancasila values is traditional games, which are products of the local wisdom of Indonesian society. This study is ethnographic research, so the author gathered more data from online news used as a medium to access information related to Kurikulum Merdeka Belajar. The data were then analyzed using content analysis techniques. The research results indicate that six Pancasila values can be internalized in children through traditional games, namely belief in and devotion to the Almighty, noble character, global diversity, cooperation, independence, creativity, and critical thinking. Second, the internalization of Pancasila values through traditional games is carried out by introducing various classic games to children, demonstrating how to play them, and explaining the rules of the games. Based on these research findings, it can be concluded that the Pancasila values actualized by children in implementing traditional games can contribute to the success of Kurikulum Merdeka implementation while preserving local wisdom in society. Abstrak Pada tingkat sekolah dasar, kurikulum 2013 saat ini sedang digantikan oleh kurikulum Merdeka. Guru-guru sering kali lebih fokus pada perubahan struktur rencana pembelajaran daripada pada inti yang terdapat dalam kurikulum Merdeka. Fokus utama dari kurikulum Merdeka di sekolah dasar adalah pengenalan nilai-nilai Pancasila, yang harus diinternalisasi oleh anak-anak melalui berbagai kegiatan. Permainan tradisional adalah salah satu kegiatan yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Permainan-permainan ini adalah hasil dari kearifan lokal masyarakat Indonesia. Karena penelitian ini bersifat etnografi, penulis mendapatkan data dari berita online yang digunakan sebagai media untuk mengakses informasi terkait kurikulum Merdeka belajar. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, anak-anak dapat menginternalisasi enam prinsip Pancasila melalui permainan tradisional, yaitu kemandirian, kreativitas, berpikir kritis, keberagaman global, karakter mulia, keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa, serta kerja sama dan saling mendukung. Kedua, anak-anak diperkenalkan dengan berbagai permainan tradisional, diajarkan cara memainkannya, dan diberikan penjelasan aturan main untuk memfasilitasi internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui permainan tradisional. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa aktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh anak-anak melalui permainan tradisional dapat mendukung implementasi kurikulum Merdeka sambil mempromosikan pelestarian pengetahuan lokal dalam masyarakat. Kata Kunci: Kearifan lokal; kurikulum merdeka; profil pelajar pancasila

Keywords