Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin (Oct 2024)

Pandangan Teologis Jamaah Tabligh tentang Kerja, Usaha, dan Takdir di Kota Medan

  • Maulana Andi Surya

DOI
https://doi.org/10.22373/substantia.v26i2.26313
Journal volume & issue
Vol. 26, no. 2
pp. 231 – 241

Abstract

Read online

The Jamaah Tabligh is a religious movement that emphasizes missionary work (dakwah) as a form of devotion, but this emphasis often raises concerns regarding the balance with economic responsibilities and family welfare. This study aims to explore the theological views of the Jamaah Tabligh in Medan regarding work, effort, and fate, and how these three concepts are interrelated in their daily lives. A qualitative approach was employed, using in-depth interviews, observation, and and relevant literature review. The findings reveal that Jamaah Tabligh perceive work as a religious obligation, where individuals must exert maximum effort, but the outcomes are ultimately left to God’s will. They also distinguish between immutable fate (takdir mubram) and changeable fate (takdir muallaq), which can be altered through effort and prayer. In conclusion, the theological views of Jamaah Tabligh integrate the doctrine of human effort with submission to divine fate. The implications of this study highlight the importance of balancing missionary activities with economic responsibilities in religious practice. Abstrak: Jamaah Tabligh merupakan gerakan keagamaan yang menekankan dakwah sebagai bentuk pengabdian, namun hal ini sering dipertentangkan dengan tanggung jawab terhadap kerja dan kesejahteraan ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan teologis Jamaah Tabligh di Kota Medan terkait kerja, usaha, dan takdir, serta bagaimana ketiga konsep ini saling berhubungan dalam kehidupan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi dan kajian litratur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jamaah Tabligh memandang kerja sebagai kewajiban yang memiliki nilai ibadah, di mana manusia diwajibkan berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya tetap dikembalikan kepada kehendak Tuhan. Mereka juga membedakan antara takdir yang tidak dapat diubah (takdir mubram) dan takdir yang bisa diubah melalui usaha dan doa (takdir muallaq). Kesimpulannya, pandangan teologis Jamaah Tabligh menggabungkan antara doktrin usaha manusia dengan kepasrahan terhadap takdir Tuhan. Implikasi dari penelitian ini memperlihatkan pentingnya keseimbangan antara aktivitas dakwah dan tanggung jawab ekonomi dalam praktik beragama Jamaah Tabligh.

Keywords