Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Oct 2019)

REPRESENTASI KETIDAKADILAN PADA KUMPULAN PUISI NYANYIAN AKAR RUMPUT

  • Fetti Astrini Rishanjani

DOI
https://doi.org/10.15408/dialektika.v6i1.11561
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1
pp. 54 – 79

Abstract

Read online

Abstract: The aim of this research is to do an in-depth study of the representation of injustice cointaned in the anthology of poetry Nyanyian Akar Rumput written by Wiji Thukul and its implication in learning Indonesian language. This research is a qualitative research using descriptive analysis method. The research concludes that the analyzed poems represent acts of injustice, such as commutative and recreative injustice. The results of this research showed: (1) Representation of creative injustice was found in the poem entitled “Peringatan” that revealed people’s freedom in voicing criticism to fight for their rights as citizens; (1) Representation of creative injustice was found in the poem entitled “Penyair” that revealed the poet’s disappointment with the regime due to his freedom to work; (3) The implication of this research can be used by teachers and students as learning materials for literary study Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai representasi ketidakadilan yang terdapat di dalam kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul serta implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan puisi yang dianalisis mempresentasikan adanya tindak ketidakadilan kreatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Representasi ketidakadilan kreatif ditemukan pada puisi berjudul “Peringatan” yang mengungkapkan tentang ketidakbebasan rakyat dalam menyuarakan kritik untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara ; (2) Representasi ketidakadilan kreatif ditemukan pada puisi berjudul “Penyair” yang mengungkapkan tentang kekecewaan penyair terhadap rezim saat itu akibat ketidakbebasan dalam berkarya; (3)Implikasi representasi ketidakadilan pada puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai bahan pembelajaran sastra.

Keywords