Jurnal Entomologi Indonesia (Aug 2021)
Pengaruh pengelolaan agroekosistem terhadap kelimpahan kutu loncat jeruk Diaphorina citri Kuwayama (Hemiptera: Liviidae)
Abstract
Kutu loncat jeruk (KLJ) Diaphorina citri Kuwayama merupakan masalah serius pada tanaman jeruk karena menularkan penyakit huanglongbing (HLB). Praktik budi daya tanpa memperhatikan kompleksitas agroekosistem sering menyebabkan agroekosistem lebih sesuai untuk proliferasi serangga hama dan kurang ramah bagi musuh alami. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas pengelolaan agroekosistem dibandingkan dengan pertanian konvensional dalam mengendalikan KLJ. Selain itu, pengaruh kedua perlakuan terhadap keanekaragaman dan kelimpahan musuh alami KLJ serta kejadian dan intensitas HLB juga dipelajari. Pengelolaan agroekosistem terdiri atas tindakan preventif dan responsif. Tindakan preventif dilakukan melalui sistem tanam polikultur, penanaman refugia dan legum penutup tanah, penyediaan jalur rumput, pemberian kapur pertanian, pupuk organik dan anorganik, pemangkasan jeruk secara intensif, pemeliharaan parit drainase, serta pengendalian gulma secara mekanis. Tindakan responsif merupakan pengendalian jangka pendek yang dilakukan ketika kelimpahan KLJ mencapai ambang tindakan. Tindakan responsif dilakukan melalui pengendalian hayati ataupun kimiawi. Sementara itu, pertanian konvensional merupakan serangkaian teknik budi daya dan pengendalian hama yang biasa diterapkan petani. Setiap perlakuan masing-masing diterapkan di tiga kebun Jeruk Siam Pontianak Citrus nobilis Lour. var. microcarpaHassk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan agroekosistem lebih efektif mengendalikan populasi KLJ hingga kelimpahannya lebih rendah dan kurang berfluktuasi dibandingkan dengan pertanian konvensional. Selain itu, musuh alami KLJ pada pengelolaan agroekosistem lebih beragam dibandingkan dengan pertanian konvensional. Kelimpahan musuh alami KLJ serta kejadian dan intensitas HLB pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata.
Keywords