Keluwih (Dec 2023)

Tantangan Dalam Diagnosis Atresia Esofagus Tipe C: Sebuah Laporan Kasus

  • Lucia Pudyastuti Retnaningtyas

DOI
https://doi.org/10.24123/kesdok.V5i1.6036
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 1

Abstract

Read online

Abstract—Newborn with hypersalivation and vomiting can be caused by various causes, one of which is esophageal atresia. Esophageal atresia is a rare disease, the most life-threatening congenital malformations in newborns, a congenital gastro-intestinal abnormality characterized by loss of esophageal continuity (atresia) with or without tracheo-esophageal fistula. With a thorough history and physical examination, supported by a simple radiological examination, the diagnosis of esophageal atresia can be established. In this case, the 4-day-old baby was referred twice from a mother and child hospital to a fully equipped hospital. Babies experience drooling from birth and vomit immediately after feeding. At referral hospital, an orogastric tube (OGT) is installed to the patient, and it is found that the tip of OGT cannot fit along the predetermined size, and the OGT tip rises again - coiled inside the baby's mouth. From the results of the radiological examination of the babygram, a circular OGT image was obtained in Thoracal IV. The diagnosis of type C esophageal atresia can be established immediately by oesophagography, and patient got esophageal repair and neonatal intensive care with good result. This case report is useful to learn in establishing the diagnosis of esophageal atresia early to get prompt management. Keywords: drooling, hypersalivation, newborn, esophageal atresia Abstrak—Bayi baru lahir dengan hipersalivasi dan muntah dapat disebabkan oleh bermacam penyebab, salah satunya atresia esofagus. Atresia esofagus (AE) adalah penyakit langka, salah satu malformasi kongenital yang paling mengancam jiwa pada bayi yang baru lahir, sebuah kelainan kongenital gastro-intestinal yang ditandai dengan hilangnya kontinuitas esofagus (atresia) dengan atau tanpa adanya fistula trakeo-esofagus. Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, didukung dengan pemeriksaan radiologi sederhana, diagnosis atresia esofagus dapat ditegakkan. Pada kasus ini, bayi usia 4 hari mengalami rujukan dua kali dari rumah sakit ibu dan anak baru kemudian sampai di rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Bayi mengalami drooling sejak lahir dan muntah segera tiap kali diberi minum. Di rumah sakit rujukan, bayi dipasang orogastric tube (OGT), dan didapatkan bahwa ujung OGT tidak dapat masuk sepanjang ukuran yang telah ditentukan, dan ujung OGT naik kembali - melingkar di dalam mulut bayi. Dari hasil pemeriksaan radiologi babygram, didapatkan gambaran OGT melingkar di Thoracal IV. Diagnosis atresia esofagus tipe C dapat segera ditegakkan berdasarkan esofagografi, dan pasien mendapatkan penanganan komprehensif berupa tindakan repair esofagus dan perawatan neonatus di Neonatal Intensive Care Unit dengan hasil yang baik. Laporan kasus ini memberi pelajaran untuk dapat menegakkan diagnosis AE secara dini untuk mendapatkan managemen yang tepat. Kata kunci: hipersalivasi, muntah, bayi baru lahir, atresia esofagus

Keywords