Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Sep 2023)

Tumpuk Adiau sebagai Bingkai Perjumpaan Konsep Eskatologis Kristen dan Dayak Maanyan

  • Pebri Timoteus Siahaan

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v8i1.1005
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 1
pp. 184 – 195

Abstract

Read online

Abstract. Contextualisation of the Gospel is needed so that the Gospel can be landed on the understanding of local communities. So far, the Gospel has often conflicted with the indigenous beliefs on the grounds that indigenous beliefs are considered as pagan religions. This has implications for the rejection of the Gospel and Christianity is often considered a colonial religion that colonises local cultures. Therefore, this research seeks to frame the encounter of Christian and Dayak Manyan concepts of eschatology. The meeting point that will be sought through this study is the concept of Tumpuk Adiau in the Kaharingan Dayak Maanyan religion with the concept of New Heaven and New Earth in Christianity. This study uses the literature study method. Through this study, it was found that there are common points in the perspective of time, place, and atmosphere in the concept of eschatological destinations of both religions. Thus, it can be concluded that contextualisation of the Gospel can be carried out by bringing the Gospel into the understanding of local communities through the intersection of Christianity's teachings with indigenous beliefs. Abstrak. Kontekstualisasi Injil dibutuhkan agar Injil dapat mendarat pada pemahaman masyarakat lokal. Selama ini seringkali Injil justru dipertentangkan dengan pemahaman keyakinan lokal dengan alasan bahwa keyakinan lokal dianggap sebagai agama kafir. Hal itu berimplikasi pada penolakan Injil dan kekristenan sering dianggap sebagai agama kolonial yang menjajah budaya lokal. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya membingkai perjumpaan konsep eskatologi Kristen dan Dayak Manyan. Titik temu yang akan diupayakan melalui kajian ini adalah konsep Tumpuk Adiau pada agama Kaharingan Dayak Maanyan dengan konsep Langit dan Bumi Baru pada kekristenan. Kajian ini menggunakan metode studi pustaka. Melalui kajian ini diperoleh hasil bahwa ada titik temu pada perspektif waktu, tempat, dan suasana dalam konsep destinasi eskatologis kedua agama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontekstualisasi Injil dapat dilakukan dengan cara membawa Injil ke dalam pemahaman masyarakat lokal melalui titik temu-titik temu antara ajaran kekristenan dengan keyakinan lokal yang sudah ada sebelumnya.

Keywords