Dinamisia (Jun 2024)

Development of Conservation Agriculture on Sloping Land for Potato Commodities in Wonokitri Village, Pasuruan, East Java

  • Istika Nita,
  • Muhamad Taufiq Hidayat,
  • Awang Satya Kusuma,
  • Kurniawan Sigit Wicaksono,
  • Lenny Sri Nopriani,
  • Reni Ustiatik,
  • Sativandi Riza,
  • Sri Rahayu Utami,
  • Syamsu Ridzal Indra Hadi,
  • Anggraini Aurina Putri,
  • Aksha Karunia Satria

DOI
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v8i3.19815
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 3
pp. 758 – 772

Abstract

Read online

Sistem pertanian pada dataran tinggi mempunyai keunikan dan tantangan tersendiri, termasuk kawasan pertanian di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Kesesuain lahan untuk budidaya komoditas hortikultura menyebabkan praktek pertanian yang digunakan termasuk intensif melalui pengolahan tanah, pola tanam, penggunaan pupuk hingga pengendalian hama penyakit. Komoditas utama pada lahan ini adalah kentang, selain syarat tumbuh terpenuhi juga dikarenakan nilai jual kentang yang tinggi. Namun, yang menjadi tantangan adalah praktek penanaman dilakukan pada lahan berlereng dan tidak disertai dengan penerapan tindakan konservasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian koservasi yang berbasis kearifan lokal pada lahan berlereng di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Metode yang digunakan mencakup observasi lapangan, analisis tanah, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan petani setempat. Sifat tanah di lahan pertanian wonokitri termasuk dalam tekstur lempung berdebu, berat isi tanah 0,62 g cm-3, porositas tinggi (> 50%), permeabilitas cepat (>12,7 cm jam-1) dan kemantapan agregat sangat stabil sekali (>2 mm), sehingga secara fisik sangat baik dalam menopang pertumbuhan tanaman kentang. Namun, sistem pertanian berlerang tanpa konservasi yang dilakukan sangat berpotensi menurunkan produktivitas lahan di masa mendatang. Oleh sebab itu, berdasarkan kondisi aktual lahan, kesesuaian tanaman dan sosial ekonomi dirumuskan tindakan konservasi yang dapat diterima yakni dengan penanaman pada bedengan searah lereng yang dilengkapi dengan saluran pengelak dan saluran pembuangan air (SPA) serta bak penampung untuk menangkap limpasan permukaan dan sedimen. Pada setiap petak lahan ditanami tanaman penguat guna meningkatkan kestabilan lereng dan perlindungan lahan. Program ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kesadaran dan penerapan konservasi tanah oleh petani setempat

Keywords