Jurnal Biologi Udayana (Jun 2024)
Hubungan komunitas moluska dengan parameter lingkungan di kawasan mangrove Pulau Penyu, Tanjung Benoa, Bali
Abstract
Mangrove merupakan tumbuhan di kawasan pantai dan estuari yang terpengaruh oleh pasang surut. Mangrove berperan sebagai tempat pemijahan, pembesaran, dan sumber makanan bagi beragam biota, salah satunya adalah moluska. Moluska memiliki hubungan timbal balik dengan tumbuhan mangrove yakni berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan. Tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana struktur komunitas moluska serta hubungannya dengan kondisi lingkungan di ekosistem mangrove Pulau Penyu. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2023. Metode yang digunakan berupa transek kuadrat 1x1m dengan 15 titik pada setiap stasiun. Kondisi lingkungan yang diukur meliputi pH, salinitas, suhu serta tipe substrat. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 24 spesies, yaitu 20 spesies gastropoda dan 4 spesies bivalvia yang termasuk kedalam 12 famili moluska. Famili yang ditemukan antara lain Potamididae, Cerithiidae, Batillariidae, Ellobiidae, Mitridae, Neritidae, Littorinidae, Naticidae, Muricidae, Veneridae, Cyrenidae dan Corbulidae. Kelimpahan moluska pada lokasi penelitian berkisar antara 0,07 – 13,07 ind/m2, dengan kelimpahan tertinggi yaitu spesies Cerithium coralium dan kelimpahan terendah yaitu spesies Corbula macgillivrayi. Hasil indeks keanekaragaman sebesar 1,90 – 2,25; indeks keseragaman sebesar 0,68 – 0,78; indeks dominansi sebesar 0,18 – 0,25; menunjukkan Tingkat keanekaragaman moluska untuk setiap spesiesnya berada dalam kategori sedang, hal ini karena jumlah individu tiap spesies yang tinggi sehingga tidak terdapat spesies yang dominan. Kisaran nilai parameter lingkungan yang terukur yaitu; suhu berkisar 34,1 – 35,7 oC; pH berkisar 6,43 – 6,68; dan salinitas berkisar 35,2 – 36,3 ppt. Tipe substrat di lokasi penelitian didominasi oleh lempung liat berpasir dan pasir berlempung. Hasil analisis PCA menunjukkan hubungan yang kuat antara kelimpahan moluska dengan pH, salinitas dan fraksi pasir, namun sangat lemah terhadap parameter suhu, fraksi debu dan liat.