Cakradonya Dental Journal (Feb 2019)

GAMBARAN PERLEKATAN BAKTERI Staphylococcus aureus PADA BERBAGAI BENANG BEDAH (STUDI KASUS PADA TIKUS WISTAR)

  • Teuku Ahmad Arbi,
  • Putri Rahmi Noviyandri,
  • Novita Vindy Valentina

DOI
https://doi.org/10.24815/cdj.v11i1.13628
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 1
pp. 48 – 57

Abstract

Read online

Benang bedah memiliki peran yang penting dalam intervensi bedah yaitu untuk menyatukan tepi–tepi luka, meningkatkan penyembuhan luka, dan memberikan kontrol perdarahan. Walaupun begitu, keberadaan benang bedah dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pada luka. Infeksi ini terjadi akibat kontaminasi dari mikroorganisme yang berinteraksi dengan benda asing pada luka seperti benang bedah. Infeksi pada luka atau area bedah ini dikenal sebagai surgical site infection (SSI). Benang bedah sudah lama dihubungkan dengan awal terjadinya SSI. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling sering diisolasi dari kejadian SSI. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perlekatan S. aureus terhadap beberapa benang bedah yang umum digunakan, yaitu silk, vycril, catgut, dan nylon. Staphylococcus aureus yang melekat pada benang bedah diteliti dengan metode pengenceran bertingkat/lempeng sebar dan dihitung dengan menggunakan metode standard plate count. Jumlah koloni S. aureus yang melekat pada benang bedah yang ditemukan pada benang bedah silk sebesar 2.4x104 Cfu/ml, vycril sebesar 6.0x104 Cfu/ml, catgut sebesar 18.6x104 Cfu/ml, dan nylon sebesar 2.6x104 Cfu/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah koloni S. aureus pada seluruh benang dikatakan aman, tidak meningkatkan risiko SSI karena jumlah S. aureus masih dibawah 105 mikroorganisme per gram jaringan. Selain itu, jumlah kolonisasi S. aureus pada benang bedah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bahan pelindung yang melapisi suatu benang, bahan benang, dan konfigurasi fisikalnya. Kata Kunci: Benang bedah, Staphylococcus aureus, SSI