Journal of Midwifery (Jun 2017)

Penerapan Pendidikan Interprofesi Dalam Pendidikan Profesi Bidan

  • Ayu Nurdiyan,
  • Yulizawati Yulizawati,
  • Lusiana Elsinta Bustami,
  • Detty Iryani,
  • fitrayeni fitrayeni,
  • Aldina Ayunda Insani

DOI
https://doi.org/10.25077/jom.1.1.23-34.2016
Journal volume & issue
Vol. 1, no. 1
pp. 23 – 34

Abstract

Read online

Pendidikan kesehatan merupakan bagian penting dalam pembangunan kesehatan. Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang ada dalam sistem kesehatan dan memiliki posisi penting/ strategis dalam penurunan AKI dan AKB, serta peningkatan kesejahteraan. Untuk menyiapkan bidan yang tanggap terhadap situasi terkini dan dapat mengatasi berbagai situasi kompleks yang dihadapi perempuan sepanjang siklus reproduksinya, dibutuhkan bidan yang mampu berpikir kritis, melakukan analisis-sintesis, advokasi dan berjiwa kepemimpinan yang hanya dapat dihasilkan oleh sistem pendidikan tinggi kebidanan yang berkualitas dan mampu berkembangan sesuai kemajuan zaman. Dalam hal ini, bidan harus dapat bekerja dalam tim dan berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain. Standar kompetensi profesi Bidan menjelaskan bahwa Bidan harus mampu menjalin kerjasama dengan tim kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendidikan interprofesi dalam kurikulum pendidikan profesi Bidan. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukan analisis dan kajian pustaka terhadap beberapa referensi yang mendukung. Beberapa referensi dikutip dan dikaji kemudian dibuat analisisnya terkait dengan topic kajian ini. Standar pendidikan profesi Bidan Indonesia menjelaskan bahwa Institusi Pendidikan Profesi Bidan (Akademik-Profesi) memiliki kebijakan untuk melakukan kerjasama dengan berbagai institusi lain, profesi lain yang terkait, wahana praktik klinik dan komunitas, organisasi profesi, dan mitra kerja luar negri. Program studi S1 Kebidanan FK – Unand dalam hal ini, untuk penerapan pendidikan interprofesi dilakukan pada tahap profesi sedangkan dalam tahap akademik, belum ada penerapan langsung berdasarkan kurikulum sehubungan dengan pendidikan interprofesi. Pendidikan profesi Bidan di Maastricht University dalam hal ini telah menerapkan pendidikan interprofesi sejak tahap akademik sampai tahap profesi. WHO dalam rekomendasinya tentang pendidikan interprofesi dan kolaborasi interprofesi dalam praktik menjelaskan tiga kunci penting dalam melaksanakan kolaborasi interprofesi dalam praktik yaitu adanya dukungan institusi, tanggap budaya, dan adanya lingkungan yang mendukung. Penerapan pendidikan interprofesi dalam pendidikan profesi Bidan di Indonesia perlu diintegrasikan dalam kurikulum yang sudah ada sehingga dapat memenuhi standar pendidikan Profesi Bidan dan Standar Kompetensi Profesi Bidan Indonesia.