Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia (Jul 2011)

Pemanfaatan Beberapa Kaldu Hewan sebagai Bahan Formula Cair Pseudomonas fluorescens P60 untuk Mengendalikan Sclerotium rolfsii pada Tanaman Mentimun

  • Endang Mugiastuti,
  • Ruth Feti Rahayuniati

DOI
https://doi.org/10.22146/jpti.9384
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 1
pp. 7 – 17

Abstract

Read online

A research aiming at knowing the potency of several animal broths as organic liquid formula of Pseudomonas fluorescens P60, soaking period of Sclerotium rolfsii sclerotia, and its application method on cucumber stem-end rot was done. Completely randomized design and randomized block design both arranged by factorial were used for in vitro and in planta tests, respectively. The first factor was six kinds of animal broth, i.e., golden snail, local chicken,broiler chicken, catfish, cow bone, and rat. The second one for in vitro test was the soaking period in the Pseudomonas fluorescens P60 formula, i.e., 0, 1, 10, and 100 hours and for in planta one was application methods, i.e., seed soaking or crop spraying. Result of the research showed that the best animal broth as liquid formula for Pseudomonas fluorescens P60 was golden snail broth indicated by suppression of sclerotial germination up to 97.4% after soaking for 100 hours. The best application method to suppress the disease was spraying method showed by suppressed of sclerotial germination, longer incubation period, and suppressed disease incidence and sclerotial late population of 55.79, 147.35, 66.67, and 59.68%, repectively. Spraying the formula could also increase crop height difference, fresh and dry weight of crop, fresh and dry weight of root, and root length to 146.83, 86.62, 112.5, 87.88, 140, and 159.68%, respectively. Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui potensi beberapa kaldu hewan sebagai formula cair organik Pseudomonas fluorescens P60, lama perendaman sklerotium Sclerotium rolfsii, dan cara aplikasinya terhadap penyakit busuk pangkal batang mentimun dilakukan. Rancangan acak lengkap faktorial dan rancangan acak kelompok faktorial digunakan dalam penelitian in vitro dan in planta. Faktor pertama yang diuji adalah enam jenis kaldu yang terdiri atas kaldu keong mas, ayam kampung, ayam potong, ikan lele, tulang sapi, dan tikus. Faktor kedua pada penelitian in vitro adalah lama perendaman dalam formula kaldu Pseudomonas fluorescens P60 selama 0, 1, 10, dan 100 jam dan pada in planta adalah cara aplikasi terdiri atas rendam benih atau siram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaldu hewan terbaik sebagai bahan formula cair Pseudomonas fluorescens P60 adalah kaldu keong mas, yang ditunjukkan dengan penekanan perkecambahan sklerotium sebesar 97,4% pada perendaman 100 jam. Aplikasi formula cair terbaik untuk penekanan penyakit busuk pangkal batang adalah siram, yang ditunjukkan oleh penekanan perkecambahan sklerotium, memperlama masa inkubasi, serta penekanan kejadian penyakit dan populasi akhir sklerotium masing-masing adalah 55,79, 147,35, 66,67, dan 59,68%. Pemberian formula cair juga mampu meningkatkan selisih tinggi tanaman, bobot basah dan kering tanaman, bobot basah dan kering akar, dan panjang akar berturut-turut sebesar 146,83, 86,62, 112,5, 87,88, 140, dan 159,68%.

Keywords