Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam (Jun 2019)

NARASI POLIGAMI DI KALANGAN MUSLIMAH AKTIVIS DAKWAH KAMPUS DI YOGYAKARTA Konservatisme dalam Hukum Keluarga Islam

  • Muhammad Faried Nabil

DOI
https://doi.org/10.14421/ahwal.2019.12106
Journal volume & issue
Vol. 12, no. 1
pp. 65 – 83

Abstract

Read online

This paper discusses the main narrative underlining female members of the Campus Propagation Institute (LDK) at several universities in Yogyakarta in dealing with polygamy. This paper argues that narration has an important role in shaping the perception of LDK female members of polygamy. The use of the Narrative Master’s theoretical framework with the method of data collection through interview techniques, found three main narratives that form three groups of interpretations of polygamy, namely the imbalance of the ratio of male and female populations (pro-polygamy groups); Sarah and Ibrahim (pro-polygamy conditional group); and Khadijah Loyalty (counter-polygamy group). This paper also explains how the narratives are used as an ideological foundation. In addition, this research also becomes one of the affirmations that there is actually a growing conservative discourse among women activists of LDK. Tulisan ini mendiskusikan tentang narasi utama yang melandasi anggota perempuan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di beberapa universitas di Yogyakarta dalam menyikapi poligami. Tulisan ini memberikan argumen bahwa narasi mempunyai peran penting dalam pembentukan persepsi anggota perempuan LDK terhadap poligami. Penggunaan kerangka teori Master Narrative dengan metode pengumpulan data melalui teknik wawancara, menemukan tiga narasi utama yang membentuk tiga kelompok interpretasi poligami, yaitu ketimpangan rasio populasi laki-laki dengan perempuan (kelompok pro poligami); Sarah dan Ibrahim (kelompok pro poligami bersyarat); dan Kesetiaan Khadijah (kelompok kontra poligami). Dalam tulisan ini juga menjelaskan bagaimana narasi-narasi tersebut digunakan sebagai landasan ideologis. Selain itu penelitian ini juga menjadi salah satu penegas bahwa sesungguhnya terdapat wacana konservatisme yang berkembang pada tubuh LDK dilihat dari sikapnya dalam memandang poligami.

Keywords