Insisiva Dental Journal (Jul 2012)

Uji Pemanfaatan Daun Binahong (Anredera Cardifolia (Tenore) Steenis) Pada Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Melalui Pengamatan Kepadatan Serabut Kolagen Dan Ketebalan Epitel

  • Wika Putri Adriani,
  • Idha Ardianingtiyas,
  • Nurul Husna Wulansari,
  • Dian Nur’aini Safitri,
  • Ike Primalia AP,
  • Erlina Sih Mahanani

DOI
https://doi.org/10.18196/di.v1i2.525
Journal volume & issue
Vol. 1, no. 2

Abstract

Read online

Rongga mulut sebagai bagian integral tubuh, sering mengalami trauma saat melakukan fungsinya. Trauma ini dapat terjadi secara disengaja maupun tidak, yang pada akhirnya akan menimbulkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan pada jaringan akan menyebabkan terjadinya reaksi radang. Reaksi radang merupakan tahap awal dari serangkaian proses penyembuhan luka. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid yang dapat berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan kepadatan serabut kolagen dan ketebalan epitel, serta untuk membandingkan efektifitas penggunaan daun Binahong (Anredera cardifolia (Tenore) Steenis) dan Povidone Iodine pada penyembuhan luka di gingiva. Sampel penelitian menggunakan tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) berusia 3 bulan sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (povidone iodine), kelompok III (binahong). Tikus yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berat badan 150-250 gram dan telah diadaptasikan selama 1 minggu. Perlakuan dibuat pada gingiva rahang bawah dengan luka gores sonde, dengan panjang ± 3mm dan kedalaman hingga tulang alveolar. Luka pada kelompok II diberi Povidon Iodine 1cc, sedangkan pada kelompok III diberi tumbukan binahong 1gram, masing-masing selama 3 menit secara topikal. Dekapitasi dilakukan sesuai hari perlakuan 1, 3,5 hari masing-masing 3 ekor tikus. Penghitungan kepadatan serabut kolagen dilakukan pada preparat histologi Trikom Mallory dan ketebalan epitel dilakukan pada preparat histologi HE. Data kepadatan kolagen dan ketebalan epitel dianalisis dengan One Way Anova dilanjutkan dengan tes LSD untuk mengetahui perbandingan antar kelompok. Hasil tes LSD kepadatan serabut kolagen menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok sesuai hari perlakuan. Sedangkan hasil tes LSD ketebalan epitel menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing kelompok perlakuan dibandingkan dengan normal. Namun, tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian tumbukan binahong secara topikal dapat meningkatkan kepadatan kolagen dan ketebalan epitel, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pada gingiva tikus wistar.

Keywords