Jurnal Vektor Penyakit (Nov 2019)
Persepsi Stakeholder Tentang Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan : Suatu Tinjauan Studi Kasus
Abstract
Abstract Enrekang District was declared passed the Transmission Assessment Survey (TAS) - 3 in 2016 and received a certificate of free elephant foot area by the Ministry of Health in 2017. The study aims to thoroughly identify various aspects related to the success of Enrekang District in implementing TAS third stage to lead to the elimination of filariasis. Qualitative studies are carried out by conducting in-depth interviews with relevant stakeholders in supporting the filariasis elimination program. The research has been carried out in two locations which are sentinel areas namely Potokullin Village, Buntu Batu District, and Parombean Village, Curio District, Enrekang Regency. The results of the study show that there are important concerns from relevant stakeholder both from the health sector and across sectors towards the implementation of filariasis elimination in Enrekang District. Most stakeholders' perceptions already know what filariasis is, what the dangers are and how to prevent them. But it needs more intensive advocacy from health promotion personnel to get support from stakeholder involved in the success of the filariasis elimination program in Enrekang District. Abstrak Kabupaten Enrekang telah dinyatakan lulus Transmission Assesment Survey (TAS)-3 pada tahun 2016, bahkan telah menerima sertifikat daerah bebas kaki gajah oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2017. Studi ini bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh berbagai aspek yang terkait dengan keberhasilan Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan TAS tahap ketiga dalam rangka menuju eliminasi filariasis. Studi kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada stakeholder yang berkaitan dalam mendukung program eliminasi filariasis. Penelitian telah dilaksanakan di dua lokasi yang merupakan daerah sentinel yaitu Desa Potokullin, Kecamatan buntu Batu dan Desa Parombean, Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perhatian penting dari para stakeholder yang berkaitan baik itu dari sektor kesehatan maupun lintas sektor terhadap pelaksanaan eliminasi filariasis di Kabupaten Enrekang. Sebagian besar persepsi stakeholder sudah mengetahui apa itu filariasis, apa bahayanya dan bagaimana cara pencegahannya. Namun perlu advokasi lebih gencar dari tenaga promosi kesehatan agar mendapat dukungan dari para stakeholder yang terlibat dalam menyukseskan program eliminasi filariasis di Kabupaten Enrekang.
Keywords