Agritech (May 2015)

FORMULASI DAN STABILITAS MIKROEMULSI O/W DENGAN METODE EMULSIFIKASI SPONTAN MENGGUNAKAN VCO DAN MINYAK SAWIT SEBAGAI FASE MINYAK: PENGARUH RASIO SURFAKTAN-MINYAK

  • Setyaningrum Ariviani,
  • Sri Raharjo,
  • Sri Anggrahini,
  • Sri Naruki

DOI
https://doi.org/10.22146/agritech.9416
Journal volume & issue
Vol. 35, no. 01
pp. 27 – 34

Abstract

Read online

This study was aimed to (1) formulate o/w microemulsion using different surfactant oil ratio, (2) determine the microemulsions stability toward centrifugation, heating and storage at room temperature, and (3) characterize microemulsions which were shown the best stability. Microemulsions were prepared using ternary food grade surfactant with low HLB (span 80), medium HLB (span 20 or span 40) and high HLB (tween 80), and surfactant oil ratio 2,3,4 and 5. VCO and palm oil were used as oil phase, whereas 10 μM phosphate buffer pH 7 was used as aqueous phase. O/W microemulsionwere formed at surfactant oil ratio 3 or more for VCO and at higher surfactant oil ratio (i.e 4 or 5) when palm oil was used as oil phase. Microemulsions with VCO as oil phase which were stable toward centrifugation, heating treatment and storage at room temperature i.e. microemulsions with surfactant oil ratio 4 or 5, while the use of palm oil as oil phase produce stable microemulsions at surfactant oil ratio 4. Microemulsions with surfactant oil ratio 4 showedthe best stability. This microemulsions have a monomodal particle size distribution, the mean particle diameter and viscosity reached 21.7 ± 0.02nm and 6.0 ± 0.10cp (VCO), 22.9 ± 0.15nm and 6.2 ± 0.05cp (palm oil). Keywords: Microemulsion, formulation, stability, surfactant, oil ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) formulasi mikroemulsi o/w dengan variasirasio surfaktan-minyak, (2) menentukan stabilitas mikroemulsiterhadap sentrifugasi, pemanasan dan penyimpanan suhu ruang, dan (3) karakterisasi mikroemulsi dengan stabilitas terbaik. Mikroemulsi dibuat menggunakan campuran tiga surfaktan food grade yaitu surfaktan HLB rendah (span 80), sedang (span 20 atau span 40), dan tinggi (tween 80), dengan rasio surfaktan minyak 2, 3, 4 dan 5. VCO dan minyak kelapa sawit digunakan sebagai fase minyak, 10 μM bufer fosfat pH 7 sebagai fase aqueous. Mikroemulsi o/w terbentuk pada rasio surfaktan minyak 3 atau lebih untuk penggunaan VCO dan pada rasio surfaktan minyak yang lebih tinggi (yaitu 4 atau 5) untuk penggunaan minyak sawit sebagai fase minyak. Mikroemulsi dengan fase minyak VCO yang stabil terhadap sentrifugasi, pemanasan maupun penyimpanan suhu ruang adalah mikroemulsi dengan rasio surfaktan-minyak 4 atau 5, sedangkan penggunaan minyak sawit sebagai fase minyak menghasilkan mikroemulsi yang stabil pada rasio surfaktan-minyak 4. Mikroemulsi dengan rasio surfaktan-minyak 4 memperlihatkan stabilitas terbaik. Mikroemulsi tersebut memiliki distribusi ukuran partikel monomodal, rerata diameter partikel dan viskositas mencapai 21,7 ± 0,02nm dan 6,0 ± 0,10cp (VCO), 22,9 ± 0,15nm dan 6,2 ± 0,05cp (minyak sawit). Kata kunci: Mikroemulsi, formulasi, stabilitas, surfaktan minyak