Indonesian Journal of Islamic Elementary Education (May 2021)
Gerakan Literasi Sekolah: Upaya Meningkatkan Literasi Dasar Siswa
Abstract
Artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat baca pada masyarakat Indonesia, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) pada 2016 terhadap 61 negara di dunia menunjukkan kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil studi yang dipublikasikan dengan nama "The World’s Most Literate Nations", menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana. Padahal keterampilan literasi sangatlah dibutuhkan di dalam proses belajar siswa dan perkembangan sosialnya. Semakin baik keterampilan seseorang, akan semakin baik pula pencapaian akademiknya. Artikel ini bertujuan untuk mendekripsikan implementasi program gerakan literasi sekolah di MIS Karanganyar 02 Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan beserta dengan faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data melalui tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program yang dimiliki MIS Karanganyar 02 Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dalami mengimplementasikan gerakani literasi sekolahi adalah pengadaan perpustakaan dan buku bacaan, kegiatan membaca sebelum jam pelajaran dimulai, menulis hasil bacaan, kunjungan perpustakaan dan pojok baca. Faktor yang mendukung implementasi program gerakani literasi sekolah dii MIS Karanganyar 02 Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan adalah kesadaran warga sekolah terhadap budaya literasi, ketersediaan perpustakaan dan pojok baca, partisipasi aktif warga sekolah, dan partisipasi aktif orang tua siswa. Faktor yang menjadi penghambat implementasi program gerakan literasi sekolah di MIS Karanganyar 02 Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan adalah terbatasnya fasilitas pelengkap di perpustakaan, kejenuhan siswa terhadap membaca karena buku yang dicari sulit didapat, kurangnya dukungan dari pemangku kebijakan tingkat atas serta adanya pandemik covid-19.
Keywords