Sari Pediatri (Aug 2024)

Hubungan Pola Makan dengan Stunting pada Balita di Puskesmas Jambula

  • Abdu Ar’Rauf Syuaib,
  • Sri Yati,
  • Ryan Rinaldy Marsaoly

DOI
https://doi.org/10.14238/sp26.2.2024.97-101
Journal volume & issue
Vol. 26, no. 2
pp. 97 – 101

Abstract

Read online

Latar belakang. Keadaan gagal tumbuh yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi selama masa kehamilan dan periode awal balita yang ditandai dengan panjang badan atau tinggi badan kurang-minus dua stadar deviasi menurut kurva pertumbuhan World Health Organization adalah stunting. Saat ini, menurut data 22,2% atau 150,8 juta anak di bawah usia lima tahun di dunia mengalami stunting, salah satunya dipengaruhi oleh pola pemberian makan. Tujuan. Untuk menjelaskan hubungan pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jambula. Metode. Penelitian analitik observasional ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 12-59 bulan. Data yang di peroleh dianalisis menggunakan Metode Fisher Freeman Halton Exact Test. Hasil. Berdasarkan 40 sampel yang di teliti, pola pemberian makan tidak tepat paling banyak didapatkan yaitu 34 responden (85%), sementara derajat stunting balita paling banyak ditemukan pada derajat pendek yaitu 28 balita (70%). Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh nilai (p=0,006) yang menunjukkan korelasi antara pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita. Pola pemberian makan yang tidak tepat berisiko meningkatkan derajat stunting dengan nilai Odds Ratio 19,286 kali dibanding pola pemberian makan yang tepat Kesimpulan. Terdapat hubungan pola pemberian makan dengan derajat stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jambula serta pola makan yang tidak tepat dapat mengakibatkan stunting. Sebagai tenaga kesehatan, perlu melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Keywords