JRAMB (Jurnal Riset Akuntansi Mercubuana) (Nov 2021)
KLASTERISASI PERUSAHAAN SECOND LINER DI MASA RESESI GLOBAL DENGAN INDIKATOR RASIO KEUANGAN
Abstract
Masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan kondisi resesi global dunia berimbas pada dunia investasi dan keuangan. IHSG sebagai indikator kinerja saham di Indonesia melemah. Saham-saham blue chip sebagai pendorong utama bursa mengalami penurunan kinerja. Akan tetapi saham lapis kedua (second liner) berhasil menahan turunnya IHSG sepanjang tahun 2020. Harga rendah dan potensi keuntungan yang tinggi menjadi pertimbangan yang menarik investor beralih pada saham-saham di kelompok tersebut. Saham-saham lapis menengah yang tergabung dalam Index PEFINDO25 cukup mampu mempertahankan kinerja keuangannya. Indikator yang diwakili dengan nilai-nilai rasio keuangan perusahaan cukup baik. Akan tetapi sebagai kelompok saham lapis kedua, investor harus tetap cermat dalam menganalisis kinerja perusahaan-perusahaan tersebut. Pengelompokan perusahaan berdasar karakteristik rasio keuangannya perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan membuat klaster perusahaan yang tergabung dalam Index PEFINDO25 menggunakan Hierarchical Clustering dengan Average Linkage. Jumlah klaster optimum yang diperoleh berdasarkan statistik Pseudo-F adalah 3 klaster. Indikator yang digunakan pada klasterisasi ini adalah rasio keuangan likuditas, solvabolitas, profitabilitas, dan aktivitas data laporan keuangan perusahaan periode tahun 2020 selama masa krisis global. Hasil menunjukkan bahwa KLBF merupakan perusahaan yang mempunyai karakteristik jauh berbeda dibandingkan perusahaan lainnya. Modal kerja yang tinggi disertai rasio keuangan yang baik membuat KLBF menjadi perusahaan terbaik di kelompok ini. BEST, DMAS, MIKA, dan TSPC merupakan kelompok dengan modal kerja sedang dan rasio keuangan baik. Sedangkan AKRA, BULL, ELSA, ERAA, ESSA, GJTL, HEAL, ITMG, LSIP, MDKA, MNCN, PWOR, PTBA, SCMA, SIDO, TBLA, TINS, UNVR, WOOD merupakan klaster perusahaan dengan kriteria modal kerja rendah dan rasio keuangan baik.
Keywords