Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan (Nov 2019)
Gerakan Literasi Digital: Studi Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Sistem Informasi Potensi Kreatif Desa di Kulonprogo
Abstract
This paper aims to describe the implementation of the Sipkades (Sistem Informasi Potensi Kreatif Desa) carried out by the YouSure Community Service (YouSure), Faculty of Social dan Political Sciences Universitas Gadjah Mada team in Brosot Village, Galur District, and Sidorejo Village, Lendah District, Kulon Progo Regency, Daerah Istimewa Yogyakarta. This resesearch use a qualitative method based on community-based research approach. This paper emphasizes several things as a finding of the research. First, youth empowerment in the social, cultural and economic fields needs to be supported by digital literacy. Second, digital literacy skills can contribute to village development through the use of the internet. In this digital age, youth cannot be separated from digital technology that needs to be adaptive. If it does not support digital literacy skills, digital technology brings a bad effect on youth. Sipkades try to empower youth digital literacy so that they are asked to build their villages through the use of digital technology. Using community empowerment strategies by community-based resources management approach, Sipkades encourages young people to optimize their village resources and promote it through the internet—the slogan is thinking globally, act locally. Youth is a potential resource in development. However, youth can be toxic as a substitute for various social deviations or tonics as agents of change in development. Youth has a pioneering in the village. Tulisan ini berusaha mendeskripsikan implementasi Sipkades (Sistem Informasi Potensi Kreatif Desa) yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Youth Studies Centre (YouSure), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, di Desa Brosot, Kecamatan Galur, dan Desa Sidorejo Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Community Based Research. Tulisan ini menekankan pada dua aspek penting sebagai temuan penelitian. Pertama, pemberdayaan kepemudaan di bidang sosial, budaya dan ekonomi perlu disertai dengan gerakan literasi digital. Kedua, keterampilan literasi digital pemuda dapat berkontribusi pada pembangunan desa melalui penggunaan internet. Pada era digital ini, pemuda tidak dapat terlepas dari teknologi informasi yang perlu adaptif. Program Sipkades berupaya memberdayakan pemuda agar mengerti dunia digital sehingga dapat berpartisipasi untuk membangun desa melalui pemanfaatan teknologi informasi. Menggunakan startegi pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan pengelolaan sumberdaya berbasis komunitas, Sipkades berupaya mendorong pemuda supaya mampu mengenali potensi lokal desa—slogan yang tepat “think globally, act locally. Pemuda merupakan sumber daya potensial dalam pembangunan. Namun demikian, pemuda dapat menjadi toxic sebagai pelaku berbagai penyimpangan sosial atau tonic sebagai agen perubahan dalam pembangunan. Pemuda harus menjadi pelopor perubahan di desa.
Keywords