Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (Periodical of Dermatology and Venerology) (Nov 2019)

Angka Kejadian Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi pada Pasien Akne Vulgaris Sedang Tipe Kulit IV-V yang Diterapi Gel Benzoil Peroksida 2,5% Uji Klinis, Acak, Buta Ganda

  • Irma Bernadette S. Sitohang,
  • Putu Siska Virgayanti,
  • Shannaz Nadia Yusharyahya

DOI
https://doi.org/10.20473/bikk.V31.3.2019.71-77
Journal volume & issue
Vol. 31, no. 3
pp. 171 – 177

Abstract

Read online

Latar belakang: Akne vulgaris (AV) merupakan peradangan kronis folikel pilosebasea dengan manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus dan pseudo kista yang bersifat swasirna. AV digolongkan atas tiga kategori, yaitu akne vulgaris ringan (AVR), sedang (AVS) dan berat (AVB). Rekomendasi Global Alliance dalam penanganan AVS meliputi antibiotik, asam retinoat, dengan atau tanpa benzoil peroksida (BPO). Kombinasi antibiotik dan BPO direkomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut meskipun pada tipe kulit IV-V, hiperpigmentasi pasca inflamasi merupakan masalah yang sering dikeluhkan pada penggunaan BPO. Tujuan: Membandingkan efektivitas, efek samping dan kejadian hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) pada penggunaan BPO sebagai paduan terapi lini pertama AVS pada tipe kulit IV-V Fitzpatrick. Metode: Penelitian analitik dengan desain uji klinis acak tersamar ganda membandingkan dua sisi wajah yang diberikan paduan terapi lini pertama. Sisi wajah perlakuan diberikan gel BPO 2,5% sedangkan kelompok kontrol gel plasebo. Hasil: Pada minggu ke-2,4,6,8 didapatkan penurunan persentase total lesi sebesar 51,47%, 71%, 75%, 82,84% pada kelompok BPO dan 30%, 53,75%, 62,28, 71% pada kelompok plasebo (p<0,001) Efek samping dan kejadian HPI pada minggu ke 2,4,6 dan 8 tidak berbeda bermakna. Simpulan: Penggunaan BPO sebagai bagian dari paduan terapi lini pertama AVS lebih efektif, tidak meningkatkan efek samping ataupun kejadian HPI.

Keywords