Jurnal Ilmu Sosial Mamangan (Dec 2012)
DAMPAK SOSIAL KONFLIK ETNIK DI KINALI 1999-2010
Abstract
Kinali is an area inhabited by diverse ethnic with different cultures, namely Minangkabau, Mandailings, and Java. The area consists of diverse ethnic, there is always the potential for conflict. The conflict in 1999 between ethnic Minang and Mandailing in the wake of misunderstanding between the two warring ethnic ie ethnic Mandailing ethnic Minang and eventually led to a major conflict anarchistic. The impact of the conflict in the district Kinali West Pasaman on society viewed from social and cultural factors that people prefer not to socialize and interact with other ethnic groups, the social and economic factors of conflict have an impact on the decrease in public income and region for post-conflict societies choose to not interact and one of which is not to the market. Social factors are political, namely the attitude of the ethnic Mandailing are not adaptive in the pattern of relationship with the dominant culture in Kinali caused by the attitude of discriminative ethnic Minang in Kinali against ethnic Mandailing in various facets of life which they live for these finally bear aversion to mambaur and mingle normal and reasonable. Kinali adalah daerah yang ditinggali beragam etnik dengan latar budaya yang berbeda, yakni etnik Minankabau, Mandailing, dan Jawa. Daerah yang terdiri dari beragam etnik, selalu ada potensi munculnya konflik. Konflik yang terjadi pada tahun 1999 antara etnik Minang dan etnik Mandailing di latarbelakangi karena kesalahpahaman antara kedua etnik yang bertikai yaitu etnik Minang dan etnik Mandailing akhirnya berujung ke konflik besar yang bersifat anarkis. Dampak dari konflik di Kecamatan Kinali Pasaman Barat terhadap masyarakat dilihat dari faktor sosial budaya yaitu masyarakat lebih memilih untuk tidak bersosialisasi dan berinteraksi dengan etnik lain, pada faktor sosial ekonomi konflik berdampak kepada terjadinya penurunan penghasilan masyarakat dan daerah karena pasca konflik masyarakat memilih untuk tidak berinteraksi dan salah satunya tidak kepasar. Faktor sosial politik yaitu sikap orang etnik Mandailing yang tidak adaptif dalam pola hubungannya dengan kebudayaan dominan yang ada di Kinali disebabkan oleh sikap deskriminatif etnik Minang di Kinali terhadap etnik Mandailing dalam berbagai segi kehidupan yang mereka jalani selama ini yang akhirnya berbuah keengganan untuk mambaur dan bergaul secara normal dan wajar.
Keywords