Jurnal Teknologi Pertanian (Dec 2022)
PENGARUH BIOPRIMING DAN BIOFERTILIZER MENGGUNAKAN Trichoderma asperellum DAN Trichoderma virens TERHADAP SENYAWA BIOAKTIF KACANG TUNGGAK
Abstract
Kurang Energi Protein (KEP) tidak hanya menyebabkan cadangan protein menurun, melainkan juga menurunkan sistem imun. Hal ini berdampak pada rendahnya produksi antibodi, sehingga partikel radikal bebas sulit tereliminasi dan tubuh rentan terkena infeksi. Maka dari itu, perlu senyawa antioksidan yang dapat memperkuat sistem imun. Tanaman obat, rempah-rempah, serta aneka kacang potensial (kedelai dan kacang hijau) banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan senyawa antioksidan dalam tubuh. Namun, produktivitasnya fluktuatif dan sulit dibudidayakan di lahan kering. Kacang tunggak KT-6 dapat dijadikan sebagai sumber daya alternatif karena mengandung senyawa bioaktif yang tinggi, mudah dibudidayakan, dan dapat tumbuh di lahan kurang produktif. Kelemahan yang terdapat pada kacang tunggak berupa rendahnya aktivitas antioksidan, sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkannya dengan memanfaatkan Trichoderma asperellum (T. asp) dan Trichoderma virens (T. vir) sebagai elisitor untuk menginduksi aktivitas enzim antioksidan tanaman. Pada penelitian ini, kedua fungi diaplikasikan dengan perendaman (biopriming) dan penaburan biofertilizer yang telah diperkaya isolat Trichoderma. Hasil penelitian menunjukkan kandungan senyawa fenolik dan flavonoid serta aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada perlakuan aplikasi biofertilizer berbahan konsorsium Trichoderma (T. asp + T. vir). Kelompok senyawa penyusun biji KT-6 dengan perlakuan tersebut lebih beragam dibandingkan biji tanpa perlakuan. Senyawa tertinggi pada biji KT-6 terinduksi Trichoderma adalah asam sitrat (4,75%), sedangkan pada biji KT-6 kontrol adalah Phthalazin-1(2H)-one, 2-(4-iodophenyl)-4-methyl- (5,42%). Senyawa fenolik dan flavonoid berkontribusi sangat kuat terhadap aktivitas antioksidan biji kacang tunggak KT-6
Keywords